Saturday, 29 December 2012

Kaleidoscope 2012



I became a master ceremony in my niece’s birthday

I played in the rain at Anyer beach

I changed my clothes in a car

I taught Korean expatriates

I designed my own learning materials

I rode a motorbike to office

I moved to Jakarta

I was called a “bird”

I lost my grandmother 

I was “kidnapped”

I learned so much about journalistic

I captured a lot of pictures

I fought with my classmate

I laughed at a park

I was asked to be somebody’s girlfriend

I interviewed ministers

I walked through Transjakarta Busway corridors.

I did undercover for reporting

I found my full name in a newspaper

I jogged in Monas

I spent my Idl Fitr at the zoo

I cooked in my boy’s house.

I sang “Manhattan Skyline” at Kebun Raya Bogor

I made Sushi

I tasted Kimchi 

I won a writing competition

I lost my weight 

I cried along the pavement

I attended my cousin’s wedding

I got postcard from Jeju Island

I ate aglio olio spaghetti

I got two roses

I started to be a fruitarian 

I danced cha-cha

I got “Hermione” clock

I listened to Sajama Cut

I translated the news of composite stock price index

I met Middle East people

I began to speak in French

I sat beside you at Sabang 16

I had a conversation with your Dad in a living room.

P.S: segitu aja dulu, nanti kalo ada lagi gue tambahin.

Perpindahan

Hey you, hello! Telat ya gue, baru muncul akhir tahun begini. hehe. Yah, udah mau tahun baru lagi. Miris kalo liat postingan gue cuma beberapa lembar aja. Huh! Beda banget sama yang tahun 2011. Tahun baru buat gue adalah desk baru. Lemes gue ngedengernya kalo gue mau gak mau harus pindah dari desk internasional homenews ke desk politik. Agak deg-degan juga sih, padahal bukan pertama kalinya gue ngeliput berita politik.

Aduh, udah lama gak ngeblog jadi berasa sariawan gini jari gue. Hmm.. cerita apa lagi ya? Oya, gue udah jarang nyoba-nyoba resep dan masak :( jarang juga ke acara musik, jarang nonton, jarang jogging, jarang mandi..yang terakhir itu enggak juga sih, eh iya juga sih sering balik malem haddeeeh.

Kalau di media-media sih lagi pada gencar bikin catatan akhir tahun sama kaleidoskop. Gue? seharusnya sih ada tapi tar aja deh, cih berasa siapa gitu.

Setahun ini gue berasa jauh dari alam! Beuh! Ngok! Iya, seharian sampe malem di kantor terus. jarang banget lihat pohon atau nyapa sodara-sodara gue (margasatwa). Biasanya gue tiap akhir minggu nyapa pinus ngajak ngobrol kuda. Gue ini normal gak sih?

Lagi gak pengen ngomongin yang hubungannya record sepanjang tahun, tapi nyambungnya ke sana-sana juga. Rupanya gue harus lebih banyak nulis lagi di blog. Jangan berita mulu.  Segitu aja dulu ye..

P.S: Apa pula gue ngasih judul "Perpindahan" --___--

Balloon and Bride


 






I don't know how much I love the balloons. Wish I could have them in my wedding. *wink

Monday, 29 October 2012

She and Him Conversation


Do you like playing game "She and Him". I do

Him: "Aku pengen deh balik ke 'habit' aku yang dulu."
She:  "Apa tuh?"
Him: "Baca buku tentang budaya daerah atau karyanya Pramoedya Ananta Toer di  waktu luang pas    akhir pekan"
She: "Sama aku juga."
Him: "Apa?"
She:"Beli tabloid 'Saji' terus nyobain resep-resepnya deh"
Him: ......

Friday, 26 October 2012

Silhouette










NGACO!



Hi, my best escape! How are you? Basi yah? Lagi denger lagunya the bottlesmoker nih, mirip-mirip kamu sih blogy: lama gak kesentuh. Cupu ya saya, belum bisa bagi waktu secara efisien untuk ngeluangin waktu buat nulis selain berita. Kemarin-kemarin sih nulis bukan berita, ya nulis pumpunan dan profil. Itu sih sama saja.

Di otak saya ini kayak lagi ada perang, ide yang satu sedang bergelut dengan ide yang lain, mengeluarkan samurai menghunus salah satu kepalanya yang kemudian tumbang dan keluar entah yang brilian atau yang sampah.Tentu saja kalau yang brilian berarti yang jahat yang mati. Tapi kalo yang sampah berarti sang jagoan yang gugur. Dari situ saja sudah terasa perbedaan kasta bahasa. Ameliorasi.

Barusan saya bicara apa ya? Biarkan saja imajinasi saya sedang liar. Kata orang yang kebanyakan penulis berpengalaman berpesan jika kau kesulita menyusun kata menjadi fase menjadi kalimat, keluarkan saja semua itu, tidak masalah jika berantakan toh nanti bisa dirajut dan ditambal sulam. 

Yah begini, saya sekarang Alhamdulillah sudah diangkat menjadi wartawan kantor berita dan sedang di desk internasional bagian home news. Mostly, kerjaan saya menerjemahkan berita bahasa Indonesia ke bahasa inggris. Cukup menantang dan menyenangkan tapi kadang membosankan sih seharian di depan computer terus dan berkutat dengan kamus ini dan itu. 

Sebetulnya banyak sih yang mau saya share, tadi sebelum membuka laptop ini, ide itu seakan buih-buih minuman berkarbonasi  yang siap mendesak tutup bergerigi dan mucrat di sana sini, eh sekarang malah sepert air sisa cuci tangan yang leluasa lolos di wastafel untuk masuk ke pipa pembuangan. Dari tadi pengtandaian mulu ya saya. Hmm…

Saya sedang mempelajari banyak hal saat ini, terutama tentang perilaku manusia dan bagaimana cara yang teapt untuk berinteraksi dengan itu karakter yang setiap incinya berbeda.
Sayanya yang cuek atau situ yang kurang respek?

Friday, 31 August 2012

Perasaaan (Mungkin)

Dalam hidup memang terkadang harus merasakan seperti ini. Merasa diabaikan, merasa dicueki, merasa.... semua tentang rasa. Apa itu cuma perasaan saya saja?

Wednesday, 29 August 2012

Imagine and Feel

Saya sedang membayangkan duduk di bangku yang ada di atas itu, hmm sejuuuukk....

Tuesday, 28 August 2012

The Best Mixture of Success (I Guess)


I got many things to be learnt in recent days. How to manage the emotion, how to kill the ego and how to deal with enemy who remains us, ourselves. 

I think, it’s not the time to think about ourselves only, but we have to pay attention to others, our beloved people around us. 

Sometimes, the desire to have something can be the best motivation, but if we can’t get it we might be disappointed, so the patience is the best answer. 

If your dreams haven’t come true, it’s not true because it’s just postponed. Only God knows the best time to give it to you. Believe in it. Thus, keep struggling and praying. 

Struggling makes your dream real, and praying makes you lucky. Lazy persons will be beaten by diligent person and diligent person will beaten by lucky person. Struggling and praying is the best mixture of success. 

Thursday, 2 August 2012

A Big Hello from Here!


Hey you! Hello! It’s been centuries perhaps I don’t touch this kind of thing. How are you there? To be honest, I’m happy of coming back to this, my escape. Bunches of untold stories I have. By the way, some of you missing me? Ooh who am I? A celebrity? Of course not. 

Alright, I’ve been jumped in a sea of colours, let’s say haha. Terribly new for me. Yeah, I’m trying to be a journalist working for a national news agency. 

It’s been about three weeks I joined in the internship. There are some desks I’ve been involved, like politics, economics and welfare. Also, I get involved in a tv as a reporter. 

From the markets to the ministries I went to, looking for something I can tell to the public. And it’s not easy I guess because this job is very special. We are required to work for 24 hours. 

It’s nice to see new people even some of them are the persons I’m intended to meet.

However, I miss the sun. I miss the sun in the afternoon because when I’m out it has hidden. 

See ya. 

Monday, 14 May 2012

Zooing

Elephant, Orang Utan, Honey Bears, and Jirapah. No jellyfish though. :)

Tuesday, 1 May 2012

Eeeaaa #3

When the afternoon sky meets the coffee, it's like when my eyes meet yours.

Wednesday, 25 April 2012

Do You Agree?

Gengsi drives you to nowhere

Gege Mengejar Cinta- Adhitya Mulya.


I agree with that, pretty much true.

Eeeaaa #2

Where do you come from? Paradise?

Surprise!

Sedang mempersiapkan kejutan kecil untuk adik- adikku. Semoga suka :)

Tidak Berhenti Ngomong

Mulut gue ini gak bisa diem. Kalau gak ngomong mulu, nyanyi mulu. hehehe

Biarin dah. 
 

Sunday, 22 April 2012

Magnificient Lyrics

Love
It’s the air in your mother’s lungs
When her fathers tore her fences down
Plastic bags and the panadol was out


Love
Was a sold Gibson 335
And your father’s dream died that night
Just to keep that electricity on


And it’s the darkest side of my heart that dies when you come to me
And it’s the golden ticket I win when you kill my enemies
I hear the farthest cry and the softest sigh when I’m empty
But if you leave me I’ll hide in a game like SimCity

Oh when I die I’m alive
And when I lose I find
My identity


Son
If I died on my bedroom floor
Would you cry on your bedroom floor?
And tattoo my name underneath your arm


Love
That was alive in the olden days
Been put to death in this golden age
By our colour TV


And it’s the darkest side of my heart that dies when you come to me
And it’s the golden ticket I win when you kill my enemies
I hear the farthest cry and the softest sigh when I’m empty
But if you leave me I’ll get me gone and drown face down muddy in the water


Oh when I die…
When I die…

Die I’m alive
When I lose I find
My identity


Love
Was those dark clouds on the Friday
It was a holy shaking earthquake
And you were stuck up the tree


And it’s the darkest side of my heart that dies when you come to me
Oh it’s the golden ticket I win when you kill my enemies
I hear the farthest cry and the softest sigh when I’m empty
But if you leave me I’d hello goodbye and I don’t shine at night look I’m dead man


Oh when I die…
When I die…
When I die…

When I die I’m alive
When I lose I find
My identity



Those are the lyrics of The Middle East's song, The Darkest Side.
 P.S: tadinya saya hanya mau menampilkan beberapa penggalan, tapi tidak tega memenggalnya. semuanya membuat saya larut. 

Premonition of the Death

Beliau bersikeras ingin ikut ke Jakarta ketika saya pindah kost. Keluarga melarangnya karena kondisi yang tidak memungkinkan, ditambah dengan kamar yang akan saya tinggali di lantai empat. Beliau tidak akan kuat. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah mau ikut kemanapun walaupun itu tujuannya bertamasya. Mengapa hanya pindahan saja ingin ikut katanya ingin lihat. Bapak berujar, "Nanti saja, kalau Ita udah pindah ke lantai bawah, mbah diajak." Ternyata beliau keburu pindah ke sedamai- damainya tempat.

Pedih kalau ingat itu....

Selamat Jalan, Nek.


Kemeja hitam itu terasa berbeda. Mungkin karena memang tujuannya jelas, tidak semata- mata ditarik keluar dari lemari dan dikenakan. Sabtu pagi itu pun berbeda. Padahal gradasi memudar warna langit yang seakan membelah kubah megah Istiqlal itu sangat rapi. Saya akui udara Jakarta pagi itu pun terasa sejuk, jalanan lengan, matahari tomat merah pun sedang berbaik hati menyemburkan sinarnya. Ah kalian tidak kompak! Tidak seharusnya saya menyalahkan alam tentang hati saya yang sedang kelabu. 

Beberapa menit sekali saya meminum air putih yang dari botol oranye itu. Habis, saya tidak tahu lagi harus berbuat apa di dalam bis yang akan membawa saya ke rumah penuh kenangan. Rumah yang tidak pernah absen dari karangan bebas tugas bahasa Indonesia usai liburan sekolah bagi kebanyakan siswa sekolah dasar. 

Sesekali bulatan air mata ini jatuh, rupanya kantung ini sudah tidak tahan menahannya. Sekuat mungkin saya menengadah agar penumpang di sebelah saya tidak menanyakan apa- apa. Memang, saya sedang enggan berbicara dengan siapapun. 

Mengalihkan perasaan dengan mendengarkan musik juga bukan ide yang bagus. Saya malah larut. Ingin segera sampai, namun tak sanggup. Kacau! Laju bus yang semakin cepat mendekatkan jarak saya dan rumah itu. Bendera kuning. Tak kuasa. 

Tangis pun pecah ketika kedatangan saya disambut pelukan ibu. Paman, kakak, ikut merangkul saya. Air mata menyatu. Saya dituntun ke dalam. Gemetar itu masih saya rasakan. Saya mendekat ke sosok yang begitu saya kenal, begitu dekat, begitu akrab. Paman yang sedang duduk mengaji di dekat wajah itu menarik saya ke dalam pelukannya. Tumpah. 

Saya menyentuhnya, menciumnya. Mengapa begitu dingin, mengapa begitu kaku, mengapa diam saja? Cucumu datang, nek. Ditariknya saya dari tubuh nenek, disuruh mengapus air mata ini. Tidak saya gubris semua itu sampai kemudian Ibu pelan- pelan membisiki saya untuk menyadari kalau nenek sudah tenang di alam sana, jangan jadikan air mata ini pemberat untuk jalan menuju Sang Khalik. 

Rambutmu masih panjang dan lebat ketika ku basuh dengan air dan mencucinya hingga bersih, wajahmu masih terlihat segar. Bibirmu masih terlihat remaja ketika lipstik ini ku bubuhkan. Nenek cantik. Terlalu cepat untuk tiada. Saya lancang! Tidak seharusnya saya membicarakan keputusan Tuhan. 

Teringat nenek selalu meminta saya untuk memasukan benang ke dalam jarum karena penglihatannya yang sudah tidak setajam dulu. Beliau memang gemar menjahit. Nasi goreng dan sambel terasi buatannya yang sangat khas. Maaf nek, saya suka protes kalau bulatan nastar nenek tidak berbentuk ketika kami membuat kue bersama menjelang idul fitri.

Ketika adzan berkumandang, ketika doa dipanjatkan, ketika jasadmu bersatu dengan tanah, ketika itu saya tersadar bahwa semua orang akan mengalaminya, waktu yang berbeda. Nisan ditancapkan, bunga ditabur, doa terus dipanjatkan. 

Satu persatu pelayat pergi meninggalkan tanah merah itu. Tanah yang mengingatkan bahwa disitulah kita akan abadi. Kami duduk sejenak, terus memanjatkan doa. Selesai. Rintik hujan mulai terasa di kulit ini, kami harus segera pulang. Melanjutkan kehidupan. 

P.S: tadinya saya mau memasang foto nenek disini, tapi sepertinya nenek tidak berkenan. :)