Mungkin
bagi temen- temen yang sering berinteraksi dengan gue akhir- akhir ini udah
hafal atau bahkan udah bosen malah dengan topik pembicaraan gue. Ya, itu dia gue
lagi keranjingan sama yang namanya Sherlock Holmes. Oke, itu bukan sesuatu yang
asing. Siapa pula yang gak tahu sama tokoh detektif flamboyant, slengean, tapi
jenius ini. Paling enggak, pernah denger namanya lah tokoh fiksi karya Sir
Arthur Conan Doyle ini.
Kegilaan
ini gue mulai dari menonton film yang pertama dari dvdnya Nca. Sehabis
interview dan job tests sana- sini, gue emang kepingin menghadiahkan diri gue
dengan hiburan. Wajarlah abis berpusing- pusing ria dengan kemelut di kehidupan
sebenarnya (ce ileh). Dan cara yang sederhana, menghibur, dan menambah wawasan
pula ya dengan menonton film. Ada beberapa dvd yang gue bawa dan kebanyakan
ber-genre action. Entah kenapa gue kepengen nonton yang Sherlock Holmes dulu.
Pas diputer, walah subtitle-nya porak poranda, kacau balau. Dan gue merasa gak
terlalu asing dengan beberapa scene pertama ini. Gue pikir, kayaknya gue pernah
nonton deh ini, kayaknya gue punya file-nya. Pas gue buka folder di laptop
ternyata emang bener ada. File-nya tersimpan di folder ‘dari geni’. Jadi, waktu
itu sekitar awal atau pertengahan 2010, gue dan Geni lagi demen- demennya nyewa
cd dari tempat penyewaan cd paling tenar kala itu. Inget ye cd bukan dvd. Kenapa
kita seneng banget sama nyewa disitu karena cd nya asli jadi gak ada tuh
problem macet atau subtitle ngaco begimana. Dan kita sering tuker- tukeran cd
yang dipinjem. Si Geni ini cerdas, dia nyimpen filenya sebelum dikembalikan
lagi. Haha. Dan yang gue tahu doi emang suka banget novel- novel detektif
layaknya Sherlock Holmes. Selera filmnya juga yang action, pembunuhan, misteri-
misteri berat deh kayak Jennifer’s Body, Hallow. Balik ke film Sherlock Holmes,
gue juga sempet puter itu film, cuma yang dibenak gue ‘film apaan sih ini?”
mengingat waktu itu gue sangat suka genre drama romantis heuuuuh. Tanpa pikir
panjang, gue stop itu film dan beralih ke ‘No Reservations’ yang mana sangat
gue gandrungi kala itu, entah berapa kali puteran gue tonton.
Yang udah
gue bilang tadi, karena subtitle nya linglung, gue menonton lagi yang file cd
itu walaupun gambarnya gak setajem silet, maksud gue yg di dvd, tapi
subtitlenya normal. Sebenernya, Red line nya udah ngerti, cuma mengingat ini
adalah film inggris yang mana aksennya sangat kaku ditambah settingnya
sekitaran tahun 1800-an, membuat gue kesulitan mengenali detail vocabularies
yang diucapkannya. Itu karena semua terlihat seperti orang yang kumur- kumur
air raksa.
Setelah
nonton yang kedua kali udah cukup membuat gue kagum sama tokoh fiksi Sherlock
Holmes ini. Gile, jenius total. Dan cast-nya, Robert Downey Jr. sangat bisa mengalihkan gue dari si memesona Jude
Law yang mana adalah alasan gue menonton film ini. Yup, gue emang sangat cinta
dengan Jude Law, siapa yang memungkiri ketampanan doi. Udah mah ganteng,
british, aksennnya juga british, suaranya serak basah, ada tahi lalat manis di
pipinya. Eeuuuhh..mau apa coba? Mau mati!
Tetapi, eh tetapi
aksi Downey ini berhasil membuat gue meleleh luber pemirsa dan membuat gue
untuk terus memutar filmnya kembali baik cd maupun dvd. Entah berapa ribu kali
gue nonton ini. Bahkan dvdnya gak gue keluarin dari laptop karena gue tahu gue
bakal nonton film ini lagi dan lagi. Dan ini membuat gue tidak tahan akan
menonton sequel yang keduanya Sherlock Holmes, A Game of Shadows.
>> Gak ada bosennya
Gue pun
telah merencanakan jauh- jauh hari untuk menonton film yang keduanya. Dan tidak peduli
walaupun sendirian. Setelah melewati aral lintang termasuk harus ke dokter dan
pembuatan e-KTP yang ngantrinya dua hari, gue berhasil membeli tiket untuk menonton
film mahapenting ini.
Baru liat
tulisan Sherlock Holmes-nya aja udah cengar- cengir sendiri. Di film yang
pertama aja gue udah meleleh luber, lah ini yang kedua gue resmi hanyut
permisa! Aksi- aksi Downey dan Law ini membuat gue terbawa arus tak
terselamatkan. Tuhan, tenggorokanku tercekat, tidak kuasa berteriak. Oke, gue
berlebihan. Tapi, emang bener semuanya
perfect. Dari segi komedinya dapet banget, actionnya parah, inteleknya menjual.
Dari awal sampe akhir gak ada yang flat semua bergejolak. Apa lagi ini gue. Dan
casts barunya juga ciamik, kayak Jared harris yang jadi Prof. Moriarty dan Noomi Rapace si gipsy woman yang
sangat mirip sekali dengan Johnny Depp KW Super.
Pokonya
kalo gak nonton, lo termasuk dalam golongan orang- orang yang merugi. Tuh, udah
bikin fatwa aje gue. Dan karena kekaguman kepada Sherlock, gue pun jadi
menggandrungi pemeran utama ini yang udah gue bilang tadi, Downey. Dan gue pun
mencurahkannya di twitter. Ternyata, temen gue juga ada yang suka banget sama
Downey. Si anti (@wirantish) emang suka dari dulu dari jamannya Iron Man. Gue
juga sempet nonton Iron Man tapi gak sejahanam ini memujanya. Jadilah kita
bertarung rebut- rebutan Downey! Memperebutkan tahta istri khayalan pertama si
Downey lah segala macem. Hadeeeh. Sangat mengundang keprihatinan masyarakat
ketika mengingat kalo kita baru saja lulus kuliah dan bukan anak smp yang
kejepit pintu.
Oya, ini
pertama kalinya gue nonton sendirian. Biasanya ramean atau minimal berdua lah.
Kalo jalan sendiri sih sering. Hmm anehnya kalo jalan sendiri pasti ada aja hal
konyol yang gue lakuin, contohnnya kemaren sumpit jatoh lah, air teh tumpah pas
selangkangan pula, salah masuk ke toilet cowok. Arrghhh… Ya Tuhan, kenapa ini
terjadi saat gue jalan sendirian di tengah mall yang paripurna ini.
Intinya,
gue seneng banget bisa nonton film yang keduanya walaupun sendiri dan gak ada
yang bisa gue ajak diskusi. Walaupun pulang malem, kehujanan, mata burem,
dimarahin, dan jatuh miskin, tapi gue bahagia..
See
bahagia itu
sederhana :)
0 comments:
Post a Comment