Monday 29 July 2013

Liputan Ekonomi Makro

Gue baru abis nulis berita ekonomi nih. Laporan kinerja keuangan bank. Pusiing banget. Oh iya yah, gue belum cerita kalo gue udah pindah ke lantai 20 lagi, pindah desk ke ekonomi MAKRO! Kenapa gue gedein itu tulisannya karena nulis berita ekonomi makro gak gampang cuy, bagi gue. Inflasi, nilai tukar dolar AS-rupiah, suku bunga Bank Indonesia, pasar valas, IHSG, laba bank, pembiayaan, LDR, CAR, semua deh. mampus gak lo ada istilah LDR, gue kira Long Distance Relationship gataunya Loan to Deposit Ratio hadehh. Nih gue abis ngerjain beritanya yang macam begitu, pas bulan puasa, bulan puasa! Nulis berita ekonomi makro di bulan puasaaaa, saripari tubuh gue kayak menyublim tau gak sih? Bagai pengharum ruangan yang di bus-bus kota itu, menciut dan kagak ada wangi-wanginya.

Emang iya sih, for me it's too jetlag soalnya gue biasa di desk hura-hura, liputan konser, santai liputan kesehatan, jalan-jalan atau test drive liputan otomotif, ini BREG dihadapkan dengan angka-angka ghoib! Subhanallah. Intinya sih, liputan ekonomi sama politik itu udah kayak ngurusin negara. Cadangan devisa yang berkurang kenapa gue jadi ikutan pusing, Tapi, untungnya di desk ini orangnya gak resek, maksud gue orang-orang sekantornya, baik manajer, korlip atau kakak-kakak senior. Tapi, tetep aja sih kalo ketemu wartawan ekonomi media lain, apalagi gue anak baru pasti dijutekin hahaha. Tapi lagi, liputan ekonomi itu kayak orang kantoran, liputannya pagi dan sabtu sama minggu pasti libur. Secara kan gue early bird, entah kenapa tabiat yang satu itu gak berubah. Meski gue gak ngapa-ngapain pas pagi sampe siang, tapi kalo dikasih liputan sore sampe malem pasti aja udah lemes, padahal baru transkrip. Payah.

Udah ah udah malem, besok gue kayaknya liputan pagi deh soalnya kalo hari selasa biasanya ada rakor di Kementerian Perekonomian. Lagian, udah disuruh pulang sama Jirapah, Yudadabaibai..

Saturday 27 July 2013

The Journal of White Shoes and the Couples Company

Semalam saya nonton White Shoes and the Couples Company sama Jirapah. Ceritanya konser itu memang tradisi mereka setelah menjalani serangkaian tour di luar negeri. Intinya, mereka mau cerita serangkaian tour di Helsinki, Stockholm, Berlin dan sebagainya itu seperti apa sih. Mereka juga menuangkannya ke dalam jurnal yang dijual untuk mengadakan konser semacamnya lagi, kata vokalisnya gitu.

White Shoes and the Couples Company (WSATCC) bukan band indie baru bagi saya, tahu band itu sekitar SMP. Tapi, gak terlalu ngeh sama musiknya. Yang saya tahu, mereka mainkan musik jadul era 60-an. Nonton live juga pernah, waktu itu pertama kalinya di Pensi SMA 2 Tangerang Selatan ditemani gerimis dan menyanyikan lagu yang ada "Meong-Meong" nya hehe.

Saya sempat kaget, dikira vokalisnya ganti soalnya udah langsing banget, setahu saya dulu dia montok hehe. Setelah nanya sama Jirapah, ternyata enggak. Terus waktu nonton pertama kali, gak terlalu bagus kayak semalem. Jadi, waktu itu biasa aja. Apa mungkin waktu itu sound systemnya seadanya karena diadainnya di sekolah. Beda sama yang semalam di Goethe Institut, yang jelas semalam bangus banget penampilan mereka. Gak ada yang gak bagus.

Semua lagu menurut saya dibungkus secara rapi. Meski gak ngerti-ngerti banget masalah musik, saya tahu setidaknya musik yang enak didengar dan yang tidak. Mereka mainkan lagu-lagu daerah yang diaransemen yang benar-benar baru bagi saya dan itu enak banget, hmm renyah. Sang vokalis lincah sekali menari ke sana ke mari, saya juga gak tahan pingin ikutan. Suaranya memang gak berubah dari pertama kali saya dengar. Merdu. Paduan suara gitar, bas, drum, keyboard, biola dan cello benar-benar menyatu dan mereka gak sok serius gitu memainkannya, tapi santai. Sifat lucu dan menghibur sang gitaris juga ampuh bikin penonton ngakak. Basis yang piawai memainkan cello pun unjuk gigi di panggung itu berduet dengan gitaris. Waw unjuk gigi apa deh bahasanya haha.

Meski cuma dapet satu tiket dan gara-gara itu "percikan cinta" saya dan Jirapah dimulai, hampir aja gak jadi nonton. Tapi, kita beruntung masih bisa masuk dan memutuskan untuk tidak memutuskan memakai tiket itu, duduk ditangga dan bersempit-sempit ria hahaha. Tapi, pertunjukkan WSATCC membuat gue lupa rasa pegel di pantat dan di kaki.

Jadi inget, terakhir kali ke Goethe juga sama Jirapah. Waktu itu nonton konser Zeke Khaseli dan kita belum jadian. Itu juga yang membuat saya melupakan percikan yang hendak menjadi letusan as he gave his little finger to be hooked to mine and hold my hand during the show :)

Terima kasih, WSATCC, maaf saya tidak hafal nama-nama kalian :) 

P.S: Kami tidak sempat memotret dan memutuskan untuk menikmati musik serta pertunjukkannya saja.
      Dasar visual learner, baru suka kalau udah liat konsernya haha.

Yeay #2


Hey you, Hello!


Alhamdulillah. It's unexpectedly surprising! Thank You, Allah and all persons I will never forget.
It's all wrapped here

http://www.antaranews.com/berita/382619/dua-jurnalis-antara-raih-penghargaan-mh-thamrin

tulisannya bisa dibaca di sini, ditulis ketika masih Susdape hehe.

http://lensasusdape17.wordpress.com/2012/05/22/rth-untuk-masa-depan-yang-lebih-baik/

P.S:
- Unfortunately, I was not told that there will be award night because I never send my article to any competition or anybody else. So, I was not there. Aturan yang di foto itu gue tuh sama Hatta Rajasa, bukan si Pak Benny. But, anyway, thanks Pak udah ngewakilin.
- Berita di link tadi diliput dan ditulis sama pacar saya lho. Terima kasih banyak, Jirapah. Dia memang selalu bisa diandalkan. :)