Wednesday 27 April 2011

Prayer

Perasaan ini tak menentu, kenapa yah? Wahai Allah, Sang Pemilik hati ini, teguhkan dan tentramkanlah hati ini, agar terus mengingatMu.

P.S: Untuk dosen pembimbing tergantengku, semoga cepat sembuh :D

Tuesday 26 April 2011

Early Evening Monologue

Menor amat mau kemana sih?
Gak emana- kemana.

Crazy But I Believe

Seharusnya saya sudah tidur jam segini, karena beberapa detik yang lalu jarum jam telah bergeser ke hari berikutnya. Entah sudah berapa kali saya memutar lagu ini. Saya hanya merasa damai saja ketika saya mendengar bait demi bait apalagi irama pada intro-nya. Lagu zaman dahulu (jadul) yang saya pun baru tahu siapa penyanyinya setelah mengunduhnya. Padahal lumayan sering dan sangat familiar sekali lagu ini, terlebih jika malam hari, beberapa stasiun radio memutar lagu ini sebagai andalannya karena memang cocok di suasana yang mengajak terbang melayang ini.

Sebenarnya saya ingin lagu ini menina-bobokan saya, tapi apa boleh buat saya tidak mungkin memeluk laptop ketika tidur. Pemutar musik saya rusak. Entah komponen apanya yang tidak berfungsi.

“I think I dream you into life”

Salah satu baitnya mengalun seperti itu. Mulut saya juga membentuk kata- kata mengikuti lirik lagu tersebut, hanya sedikit suara bisikan yang keluar karena kuatir penghuni rumah ini akan terbangun. Saya juga diam- diam menyanyikan lagi ini untuk sesorang di luar sana. Yang sedang terjebak. Selamat tidur untukmu, “Will you dream me into life?” satu jawaban pasti: ‘Impossible’.

Cinta itu gila. If it’s not crazy, it’s not love. Begitu kata Mario Teguh.
Dan cinta itu datangnya dadakan.

“Cinta datang tiba- tiba, cinta adalah anugerah yang kuasa.”
Juga tidak bisa dicegah dan tidak bisa diburu- buru, seperti lirik pada bait ini.

"You can’t hurry love”
"You just have to wait”
“She said loves don’t come easy”
“It’s a game of give and take”

Sudah tidur saja, siapa tahu dia ada di mimpiku. Kalau begitu, saya enggan terbangun.

Monday 25 April 2011

Jangan Salah Peduli.

Jangan sedih kalo gak dijawab. Jangan murung kalo dicuekin. Jangan lemah kalo dimaki. Jangan pedulikan orang- orang yang taunya cuma menjelek- jelekan kita. Masih banyak yang sayang sama kita. Perhatikan mereka. Coba untuk peduli. Orang yang peduli lebih berarti dan dibutuhkan ketimbang orang yang tahu, begitulah kira- kira kata Iga Massardi. Asal jangan salah peduli.

It's Just a Rain

Hujan deras sekali tetapi hanya sebentar. Dan ini berefek pada dukungan akan kemalasan bimbingan skripsi saya yang baru permulaan belaka. Hujan. Mendengar satu kata itu, teringat akan komentar orang- orang terhadapnya. Ya, banyak yang suka hujan. Buat saya, hujan mengingatkan akan rumah. Tiap tetesan pertamanya, terus memanggil suasana rumah yang sangat hangat. Saya rindu sekali rumah, meskipun tidak lebih dari 48 jam yang lalu saya masih berada di dalamnya.

Mood saya ini benar- benar labil, padahal dahulu belum pernah seperti ini. Saya menemukan sesuatu yang sangat menyenangkan hati saya. Sesuatu yang mendobrak kebosanan saya, tapi kenapa semuanya berubah terlalu cepat. Kesukaan saya terhadap sesuatu itu menjadi, bisa dibilang, tidak bertumpuk seperti hari- hari sebelumnya. Apa saya berlebihan? Entahlah.

Sebentar lagi bulai Mei. Tidak terasa. Teringat target- target yang harus dicapai tiap bulannya. Dan bulan Mei tampaknya akan menjadi bulan yang sangat sibuk. Semuanya membuat kepala ini pusing. Apalagi pertanyaan menuntut dari saudara- saudara di rumah, “Kapan wisuda?”. Haduh. Dan pernyataan Ibu yang menurut saya sedikit menyindir, “Si (nama) sudah menikah.” Saya hanya berhenti sejenak dari apa yang sedang saya lakukan, kemudian melanjutkan kembali.

Tuhan, saya kangen mereka.

Saturday 23 April 2011

Creating Happiness

Being neglected is not a new thing for me. So what do you worry about? Everything will be back on the right track. Sometimes, awkward situation come and fight me.What a crock! I just need some time to break. Oh come on set me free. This is boring, you know. Doing suck activities like these which I really don’t hope.Teaching, which is not fully in my desire, entirely fills my days. Honestly, it is not only about teaching but about creepy complement, no it’s not, not the right vocabulary anyway.

Holiday cannot make me fully happy though. I just forget about thanking. Now, I realize that boringness can be deleted and, in contrast, it can be created as well. Many times go, I had created my boring situation, so I trapped in such a den surrounding by cruel steel of sadness. Awkwardly, it was made by myself. I was bored because I did the same things. I watched the same tv programs, I did the same exercise, I followed the same route, I ate the same menu, I typed the same papers, and many other things I said, I felt, I created the same. Poor me.

But now I tried to open my eyes for something new, although it is not real brand new. It’s kind of hard to start. First move is always hard, isn’t it? But we can make it easy, huh? Again, although, it’s not that easy, baby. I’m just trying to create my happiness. As many people said that happiness does not come easily. It must be pursued. That’s why there is a movie entitled “The Pursuit of Happiness” not “Taking the Happiness”. Honestly, these recent days I have some problems with my own self. And it’s hard to share with. I don’t say that I don’t want to share it with somebody. It is just hard to be told although to somebody very closed to me. I’m confidently sure that everybody had ever felt like what I’m feeling right now. Abstract. I just can’t control my self. I try to understand that this is life perhaps. If it’s too flat, it’s not life. And in this life, we must survive to encounter some problems poured like the rain.

And I realize that doing nothing can effectively make me like rubbish. And it’s the big factor of my sadness. I must do something. Surely, it comes happiness in me. Don’t blame my self too much. I didn’t do anything wrong indeed.

Wandered about Holiday.

Gue lagi di rumah. Menikmati liburan. Liburan apa kak pertengahan bulan gini? Liburan UN (Ujian Nasional) adik- adik. Karena gue sekarang ini lagi praktek ngajar di SMA, maka jadwal liburan pun mengikuti jadwal kalender pendidikan. Dan anak PLP (Program Latihan Profesi) atau praktikan atau guru praktek belum bisa dapet jatah ngawas. Jadilah kita berlibur di hari yang sama dimana anak- anak kelas tiga lagi pada berjuang mati- matian menghadapi UN another side of “bersenang- senang ditengah penderitaan orang lain” but it’s absolute thing maaannn... Udah dari ditentukan dari sistem sananya Bwahaha (ketawa setan). Hal yang sangat tidak diharapkan namun pasti terjadi ketika liburan adalah ‘Weight Gaining’! Abisan, nothing to do padahal di otak gue udah tertera ‘to do list’ seperti nonton drama jepangnya Takuya Kimura yang ampe sekarang hampir liburan selesai belum juga kelakon. Ngomong- ngomong sekarang aja udah mau hari jumat, sebentar lagi hari minggu, itu berarti sebentar lagi gue harus balik ke Bandung. Huawaaa I want to stay here any longer.

Kegiatan gue di rumah paling gitu- gitu aja nonton tv programs yang gak ada di stasiun tv di Bandung, contohnya Elshinta TV, Jak TV, B Channel, O Channel, and so on yang kebanyakan nampilin iklan kitchen utensils masa kini yang bikin gue nganga dan ngiler deras! Biasa acara favorit gue gak jauh- jauh dari acara masak dan talkshow. Apalagi kalau keduanya digabung kayak tv show Rachel Ray, yahud banget tuh kalo kata temen gue Andina sih, “Dua hal yang gue suka ada di satu tempat, mau apa coba?” dan tiba- tiba membayangkan jawaban yang pasti Iyesh utarakan, “Mau mati!” Haha. Gue juga heran sekarang ini kenapa ya suka acara yang begituan (baca: Ibu- ibu banget), padahal dahulu kala ketika SMP dan SMA pertandingan bola adalah juara gue, baik yang di tv maupun yang live (baca: TarKam, Antar Kampung). Sampai Ibu gue aja mengeluhkan ke Uwa dan Bibi kalau gue ada di rumah, “Si Ita mah kalau di rumah, apa aja dimasak!”. Oh iya, anyway, kemaren gue abis bikin basic cake kalo orang- orang biasa bilang kue bolu. Gue bilang basic, soalnya gak dikasih rasa dan warna apa- apa. Tapi, untuk first move berhasil lah, cakenya mengembang dengan indahnya horray *tiup vuvuzela.

Kemaren- kemarennya lagi baru gue berkreasi dengan membuat pudding yang sangat tradisional. Soalnya gue kangen banget rasa original yang tak terkalahkan itu. Yaitu pudding dengan santan dan sari daun suji dan daun pandan hasil kebun sendiri yang di-blend (halah). Terus untuk rasa manisnya gue pake gula aren. Mantap deh benar- benar beda rasanya. Nyokap gue pun berujar penuh pujian (lebay), “Wangi daun suji Ta agernya!” (tetep aja nyebutnya ager a.k.a agar- agar). Terus Ayas pun mencoba beberapa potong waktu berkunjung ke rumah pagi- pagi dan komentarnya, “Kan gue selalu suka buatan lo!” senangnya. Ditambah Bapak dan adek- adek ajaip gue pun terus- terusan menyantapnya, yang artinya suka kan? Apa laper? Ah entah. Oya, gue pun memisahkan adonan yang memakai jagung manis. Dan yang ini juga lezat haha puji diri sendiri teruss. Sayang Agung gak sempet nyoba. Eh kenapa ngalor ngidul gini ke dunia masak gue sih? Okay focus! Sampe dimana gue tadi? Oya, kegiatan gue selama liburan yah. Di paragraf baru aja yah..Hehe (kelamaan)

Yah selain nonton beberapa tv programs sih gue baca buku andalan gue, satu- satnya yang dibawa dari Bandung, tidak lain tidak bukan “The Naked Traveler” punyanya Trinity. Tapi kali ini yang edisi pertamanya, yang gue punya kan yang kedua. Dan rata- rata selalu begitu, kalo buku berseri gitu jarang banget gue baca dari seri pertama. Kayak Harry Potter, gue baca yang kedua dulu, “Harry Potter and the Chamber of Secret”, terus Lord of the Ring yang “Two Towers” (Two Towers apa Twin Towers ya? Semoga gak ketuker sama Petronas) dulu walaupun gak kelar bacanya, pusing tulisannya kagak ngarti, lebih manusiawi filmnya. Okay balik ke topik. Selama dan setelah baca ntu buku (The Naked Traveler), yang ada di benak gue adalah, “Betapa ‘katak dalam tempurung-nya’ gue (hallah gue susah nemuin koskata yang tepat), hmm bisa dibilang begini, “Betapa ‘kemana aja gue’?” (Hah, apalagi itu lebih parah). Apayah? Taptaraaa aku menemukan kata yang tepat “Betapa KUPER (Kurang Pergaulan-nya) gue?”, masih ribet juga ya katanya. Hmm..Kuper? gak segitunya juga deh. Gue kan anak Gaol (ngomongnya pake bahasa anak ABG yang keselek kulit duren). Yaudah, pokoknya mah begitu deh. Ternyata banyak banget tempat yang WAJIP (pake ‘P’) disambangi di Indonesia Raya ini. Masih banyak banget booo..tempat yang indahnya luar biadab! (saking indahnya). Gue membatin, kemana ajaaa gue selama iniii? Kadang (Seringnya) suka berpikir bodoh, kenapa mau ke Dufan aja susahnya minta ampun, gak jadi- jadi dari taun bengen. Padahal itu kan cuma Jakarta. Apa susahnya ke Jakarta? Terus pengen nikmatin sunset di Anyer aja susah banget. Anyer gitu loh? Daerah kite wong Banten! Gue tau (kalo ngeteng) naik angkot apa aja, lagian di cilegon sana ada sodara gue yang siap mengantar, terus juga temen- temen gue banyak yang rumahnya daerah pesisir dekat situ. Apalagi alasan untuk tidak berangkat? Yah, gak usah ditanya yaitu partner. Biasanya kita diribetin sama yang satu ini. Kebanyakan sih pada gak mau, atau yang lebih tepatnya gak mau susah. Gue sih sangat senang apabila transoprtasi pribadi tersedia, artinya keamanan dan keselamatan perjalanan lebih terjamin daripada ngeteng (naik kendaraan umum). Tapi, kalaupun enggak ada, gue siap kok untuk ngeteng (baca: ngegembel), hanya biasanya jarang ada yang mau. Lagian, kalaupun sendiri gue akuin sih agak kurang seru. Di kostan keseringan sendiri, masa liburan sendiri juga. Yah, intinya gimana kitanya sih. Betapa begonya gue melewati waktu demi waktu di Bandung dengan belum pernah ke Boscha, Dago Pakar, Kawah Putih, Area Rafting Cileunca, bahkan Kampung Gajah yang tinggal salto pun gue belum pernah. Hm, boleh deh sekarang gue dibilang Kuper! Gue berjanji dalam hati bahwa gue akan jalan- jalan, sesempat- sempatnya, semampu gue! Hmmhm..*mendengus keras!

Ngomong- ngomong soal baca buku The Naked Traveler, gue punya ‘zone’ yang asiiik banget di rumah. Yaitu di balkon depan kamar gue. Apalagi kalo sore- sore, gelar tiker ABC (soalnya gambarnya aplhabet inggris yang ada gambarnya, cocok buat balita yang baru belajar bahasa inggris), bawa bantal dan guling, nikmatin angin sepoi- sepoi, tidur deh (Lho?). Baca di waktu dan tempat itu, mantap banget deh, apalagi sekali- kali mendongak ke atas liat langit yang diisi sama sekelompok burung yang entah mau kemana dan beberapa pesawat yang seliweran. Dan seketika teringat “Good Luck” drama Jepang yang bintangnya Takuya Kimura, yang bercerita tentang kisah hidup dan percintaan seorang pilot. Mudah- mudahan Milta dapet itu DVD-nya yang dari ITB.

Bersepeda adalah hal yang tidak mungkin gue lewatkan kalau lagi ada di rumah. Biasanya sih pagi dan sore hari, soalnya kalo siang panas mentereng banget kayak dipanggang. Yah, gak jauh- jauh sih paling deket rumah aja, atau ke lapangan sepak bola deket SD gue dulu. Suka aja gitu bersepeda, enaknya gowes santai, merasakan angin menerpa wajah dan rambut kita, ableviete yang gak punya rambut hehe. Hmm..gue dikagetkan dengan potongan adegan sinetron tersohor tahun ini “Cinta Cenat- Cenut” yang naplek sama banget dengan adegan yang ada di “Boys Before Flower”. Hmm.. Indonesia..Indonesia, nirruuu teruusss. Oya, gue lagi suka banget nih sama acara baru yang bertajuk “Big Brother”. Biasa, awalnya sih mencak- mencak acara macam apaan itu, tanpa alat komunikasi, gerak gerik kita diliatin ke seluruh Indonesia 24 jam, terus parahnya lagi gak ada penunjuk waktu, kalau mau sholat gimana yah? Eh ternyata ada satu kontestan yang menurut gue cool. Bukan tampangnya,(tampangnya juga sih hehe, menurut gue ya) tapi perangainya, gak pernah ngomongin kontestan yang lain, suka membantu atau pun melakukan hal yang padahal bukan kesalahan dia, dan ada satu scene yang nyorot dia lagi potongin bawang putih, sexy tau..cowok lagi masak selalu sexy. Siapakah dia? Rahasia ah, tar aja ngomonginnya. Dan satu, gue gak suka yang namanya Derek! Sok TAU banget itu orang, najis tra la la dah. Gue paling benci orang yang sok tau! Kelaut aje lo! Eits, kenapa jadi marah- marah begini?

Ada hal yang menjadi penyakit kalau gue lagi di rumah. Gue males banget ke warnet buat posting blog. Sumpahnya! Beda banget sama beberapa tahun yang lalu yang hampir tiap hari gue ke warnet padahal cuma post bebeapa aja, bahkan satu postingan. Apa kabar blog gue? Jangan sampe semakin bertambah umur, postingan semakin sedikit. Amit- amit! Segini aja dulu ye, nyokap lagi sakit kecapean abis masak, tadi ada sodara kesini silaturahmi. A little massage hopefully can make her shape better. Yudadabaybay.

Dimanapun Indah

Gue lagi di rumah. Kemaren gue ke nikahan temen yang berada di serang sana. Seperti biasa, angkot adalah kendaraan andalan gue, SIM gue tak kunjung jadi,jadi motor seperti biasa nganggur di garasi. Ada hal yang gak pernah kelewat kalo lagi naik angkutan, entah bus, angkot, dan sebagainya. Gue selalu milih duduk di deket jendela. Satu- satunya alasan adalah karena gue bisa melihat pemandangan dengan leluasa. Padahal, entah berapa ratus kali jalan itu gue lalui tetep aja pemandanganya selalu bisa menenagkan hati. Sebenernya cuma sawah gersang aja sih, atau padang ilalang yang gak keurus yang gue yakin di bawahnya pasti banyak berpuluh- puluh ekor uler sawah yang berkembang biak.

Gue selalu suka alam, apa yang ditampilkan gak pernah palsu. Kecantikkannya tak terelakkan. Apalagi kalo sambil denger musik, kena banget tuh suasananya. Iya sih, cuma di sini gue bisa menikmati perjalanan dengan melihat padang rumput dengan leluasa, yang di atasnya terhampar gugusan awan dengan sinar matahari yang menjingga. Mungkin, udah bosen kali yah gue cerita yang setipe ini terus, tapi cinta gue sama alam memang tidak pernah ada habisnya, dan ini bisa menambah sabda alam kita kepada sang Pencipat alam raya Ini, Allah Azza Wajjalla.

Big Orange Gun

This is the place where I grew up. The place where I flew the kites so high and rode the bikes far far way. Only the gestures of nature that I found every morning. The shine of sun was so yellow and pure. Its warmth tempted me softly to get me up. Oh my, I smelled something nice for my breakfast. I didn’t have any loaves of bread or coffee. But, something tasted original. Blowing wind on and on to the east and to the west, north to south. I couldn’t see it anyway, but I could see the course.
I was sad if I hadn’t found any friends to play with. Almost the game I played required the partners. It was like a bunch of happiness if I met somebody to play with, even though, the game never ended up. Never. It was perhaps a silly thing that I ever counted the cloud, while it was uncounted. A friend of mine asked me to the yard to see the rainbow. But we never saw it because there was no rain at all. Haha.. it was impossible. Thus, the cloud was our menu. Counting it until the dark came, the bird went home, the name of God was heard from the mosque.

Look, that sky, that cloud. They were cute. They never changed. It was quite the same as what I had seen years ago. “Cause she’s bittersweet, she knocks me off of my feet.” I remember the unforgettable moment in the late afternoon with my uncle. We looked at the cloud and try to figure that out, as though it formed certain shape around us. My uncle pointed the cloud that he thought and it formed like a gun. I followed his finger point to see it and tried to figure it out as well. Yes, I agreed with him. It formed a gun. Big gun. Big orange gun. People say that the cloud is always white, but i saw it was orange. The memory of mine cannot be always accurate.

First, I thought that the cloud could form the certain shapes, but now I realized that it was just an imagination. Our mind imagines the cloud as the things like around us. But i missed that moment, the moment that i never get again, maybe.
However, I always like what the nature shows. It never lies. Every inch of its beauty could not be neglected.

P.S: Entah ini kapan postingan gue tulis, yang jelas gue nemu ini lagi di laptop Babeh gue.

Saturday 2 April 2011

Random untuk Kesekian kalinya

Akhirnya gue mendengarkan lagi radio di malam hari dengan loudspeaker yang cukup menenangkan hati ini. Walaupun gue gak tau lagu- lagu yang gue dengerin berasal dari frekwensi radio mana, tapi gue cukup senang dengan sajian medley lagu- lagu jadulnya. Berbicara tentang lagu jadul, gue suka banget karena emang musiknya tidak semurah dan pasaran lagu sekarang. Maaf kalo kata- kata gue agak sarkas.

Dari mulai lagu yang gue gak tahu siapa yang punya, terus ‘what can I do’ nya The Corrs, sambung Ressa Herlambang dan sekarang hey…this song, oh my God, I hear my name is being called…*backsound: “Oh Juwita…apa kabarnya denganmu kini, yang ku dengar kau tak lagi dengannya..” Haha. Machofuckass kalo kata Iga Massardi. Kadang lagu ini membuat gue ge- er, seringkali gue menjawab ‘Apa’ ketika sang vokalis menembangkan kata- kata pertama dalam liriknya, “Oh Juwita..!” Haha gak apa deh menghibur diri sendiri. Oh my, ini lagu yang lagi diputerin juga salah satu favorit gue dan mengingatkan dengan Januari 2006, Letto tapi gue lupa judulnya yang jelas liriknya ‘Kalau kau pernah patah hati, sama..” gitu deh kira- kira. Kok, gue jadi review lagu gini sih? Again, I forget that this night is Saturday night, who cares? It is as ordinary as the other days indeed.

Terlalu banyak yang ingin diungkapkan, hingga semuanya tercampur baur hingga menjadi abstrak. Yah, beginilah perasaan gue kali ini. Sangat random. Intinya gue lagi ribet sama diri gue sendiri. Gue gak ngerti kenapa orang mandang sebelah mata? Situ bajak laut? Susah untuk mendeskripsikan diri gue ini. Apa yang salah sih dari gue? Sebearnya masalah ada di siapa? Akh, gak mengerti dan tidak mau mengerti. Pasti begini. Sudahlah, malas untuk membahasnya.

Cheer Me Up!

Bosan. Itu adalah kata yang sangat menguasai minggu gue kali ini. Gue benar- benar bosan dengan aktivitas yang itu- itu saja. Sekolah- kostan, sekolah- kostan. Biasanya kalau bosan, orang mencari hiburan. Sayangnya, berbagai hal yang gue daulat sebagai hiburan juga membosankan. Mendengarkan musik: bosan. menonton DVD bosan, menonton tv: apalagi, bosan.

Gue pengen banget mencari sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa bikin gue tertawa lepas. Sekarang ini, stress sering banget hinggap di kepala gue. Dulu, gue gak gini- gini banget. Gue gak pernah semuram ini. Apa- apa cemberut dan bete. I really need that something. Please, make me smile, make me laugh. Gue pengen banget seceria dulu. Susah banget sepertinya.

Pengen banget melarikan diri. Teriak sekeras- kerasnya. Tapi, ada satu pertanyaan yang tiba- tiba muncul di benak gue. Sebenernya gue butuh apa? Hiburan? Kalau mau gue tinggal puter DVD, blogwalking, download lagu- lagu terbaru, pergi main ke Dago (gak ngerti kenapa Dago yang gue tulis), atau ngopi sama temen- temen, atau hiburan sehat seperti jogging dan aerobic, atau yang mengenyangkan masak dan bikin pudding. Tapi kenapa semua itu tidak juga membuat gue senang dan ceria. Oohh come on. Hidup gue tidak berwarna pisan. Atau I need someone not something? Hmm.Random.