Friday 29 July 2011

Marhaban Yaa Ramadhan

Dengan segala kerendahan hati, saya memohon maaf kepada semua atas kata- kata saya, perbuatan saya yang tidak berkenan.
Semoga kita mendapat berkah di Ramadhan ini.

Marhaban Yaa Ramadhan
Selamat menunaikan ibadah puasa


P.S: Ganti playlist nih jadi album religi? Gak ah, masih betah sama Matt Pond PA haha..

I will have something different and I like it. My imagination.

Different

You're not what I know. Or is this the real you?

Wednesday 27 July 2011

Belum Rejeki


Gue kan yang pengen banget karokean...
Gue juga kan yang pengen banget ke Trans Studio Bandung

Why those only two things are really hard to reach for me..??

Matt-ness

Honestly, I don’t really like this situation. Really. Who likes? You find yourself in a high fever and wallowed in the sea of misery. Everyone’s gone. Find none to talk, to rely on the shoulders they own. To have an angular cycle of life which uninterruptedly must be dealt with research paper, it’s unduly terrible. I find myself floundered of this perfect mishmash of fever, diarrhea, and final projects.

This is abnormal or perhaps I’m out of my mind or whatever you describe someone who’s not sane. Why the guy named Matthew Morris Pond always crosses my mind. Fill my emptiness. Oh, my God this is undeniable. Everytime, I try to make it normal, everytime I got pulsing in my head. I don’t know why and so please don’t force me to explain. Even, there’s so much self-deprecating in me to figure this Matt-ness out. Oh, Matt! Ouch, again, slipped tongue! What happened? I don’t know.

This is the first time, I feel this kind of Matt-ness oh I mean madness, even I didn’t feel like this when I’m awed at Remedy Waloni or anyone else who seemed make my life felt so complete previous time ago.

Alright, take a deep breath. I admit that I’m very happy having him as my ‘emergency exit’ when the swell ball of chaos is rolling towards me. And I know he’s my catalyst of my despair thread. Okay, I know perhaps it’s perfectly silly or perhaps it’s just an ephemeral mess which someday he’s nothing for me. But please, for right and now I love him so much. And let me enjoy this. Yes, you’re right if you said that I’m submerged in the sea of absurdity. And yes, I’m being absurd! I admit it.

I’m just happy. That’s all. And I think it’s enough to explain. I know myself that it’s hard for me to find myself laughing out loud. And I feel it when I see him even though he’s really hard to reach. He’s playing guitar lively on the video, whereas I’m also playing guitar here in my own trapezium dorm. We are playing guitar together regardless you are a great guitar player, while I’m not. No matter. I’m still happy. And, thanks God, happiness is just simple.

It feels like my gloomy days are drifting away, you kick me out of cliff. Matt just becomes my self-reassuring. I let you say ’douchebag’, ‘being exaggerating’, or in Bahasa you can call me ‘alay’. I’m congruous enough to deserve that. Again, I just want tell the world that I’m happy. Your songs, your music are sweetly-strummed. I’ve been dreaming to have your performance in Indonesia. Your fans are dying to see it, especially me. So come here Matt Pond PA, to Indonesia. You will be very welcomed here. Or should I fly to Brooklyn?

Look!



His smile melts my broken heart.

Friday 22 July 2011

Pieces of Papers Lots of Memories.


Tiba- tiba teringat ini.



Kesan pesan dari murid- murid XI IPS 2 SMAN 1 Bandung.I really miss you all. Hugs.

Percakapan dengan Seorang Violis.

“Weyy Ken, apa kabar?”
“Hehe gini aja.”
“Baru balik latihan?”
“Iya, capek digeber terus.Tiap hari balik malem.”
“Buat orkestra?”
“Iya Cuy”
“Iya itu teh kapan, pengen nonton udah lama gak nonton orkes.”
“InsyaAllah nanti September kalo gak ada halangan. Tar Ken kasih tau Cuy deh”
“Iya atuh, sekarang mah gak pernah nonton music event kayak gitu Ken, kayak Orkestra, Jazz.”
“Iya Iken juga lupa ngasih tau Cuy lagi waktu itu.”
“Sekarang mah Cui Indie Ken, nontonnya Efek Rumah Kaca dan kawan- kawan gitu.”


Membuka Helmnya

“Wets, gondrong euy sekarang mah.”
“Iya nih sekarang mah hidup Iken mau didedikasikan ke musik aja.”
“Eh, gemukan juga ih.”
“Banyak Cuy di kampus juga yang bilang begitu.Terang aja kerjaannya makan tidur terus jadi gak ada yang dipikirin lagi sekarang mah.”

Kemudian kita membeli senar gitar

“Weh biolanya baru yah”
“Iya Cuy, ini mah bukan Empreng lagi!”
“Si Empreng-nya dikemanain? Di Jual?”
“Dibawa Anca ke Solo!”
“Ohh. Empreng- empreng…waktu itu inget dia masih dibawa ke Orkes. Iya atuh lah Ken pengen nonton lagi, tar Cui ajak temen- temen Cui yang penyuka Indie juga hehe. Kita teh kebanyakan nonton Efek Rumah Kaca, The Trees and The Wild…..”

Memasang senar gitar.Tiba- tiba gue menyebutkan kata- kata yang seharusnya gak terlontar dari mulut gue.

“Kangen kata- kata Gerundil ih!” (OOPS)

“Gerundil*) is dead, Cuy! Udahlah Iken mah gak mau mikirin dia lagi” 

Bentur- benturin tembok!Kenapa gue nyebut- nyebut Gerundil. Mau diakhiri juga nyambungnya kesitu lagi. Huh…

“Masih sering ketemu dia Cuy?”
“Tadi ketemu.”
“Sekarang dia beda banget. Beda banget.Masih sering ngumpul gak Cuy?”
“Udah jarang sekarang mah Ken.Padahal pacarnya suka Efek Rumah Kaca juga tapi gak pernah bareng.”
“Tunggu dulu Cuy, Efek Rumah Kaca teh apa sih?”

GUBRAK!

“Band Iken, band… band Indie kan udah cui bilang tadi!”
“Oohh….”

Lalu kita ngobrol sedikit seputar band indie.Sampe akhirnya gue menunjukkan video The Trees and The Wild.

“Ini nih Ken, band Indie yang pertama Cui suka.”
“Itu teh musik luar yah?”
“Bukanlah bikinan mereka. Bagus yah musiknya?”
“Bukan musik luar? Ai orangnya?, orang luar yah? Warna suaranya beda.”
“Bukan ih, mirip John Mayer yah?.”
“Bukan band Indonesia ya?” (Sampai disini tidak menemukan jawaban, pertanyaan semua!!!)
“Bekasi.”
“Walah, keren euy, karasep deui (pada ganteng pula)!”
“Balageur pula haha (pada baik pula)”
“Pernah ketemu?”
“Iyah. Pernah ditawarin nasi goreng sama fettuccine juga. Haha nawarin doank tapi.”

Setelah urusan gitar selesai, dia langsung mencoba melodi yang dimainkan Iga pada lagu Honeymoon On Ice…dan langsung bisa dalam sekali coba. Hebat! Te no ne no ne no ne nong….Setelah itu gue pun menunjukkan beberapa video TTATW (The Trees and The Wild) lainnya.Rupanya Iken terkesima dengan Iga Massardi, entah karena kegantengannya atau permainan gitarnya atau bahkan dua- duanya haha.

*) Itu adalah nama kenangan Iken dan sahabat saya.

P.S: Terima kasih Iken, gitar saya sudah pulih kembali :D

Study in America


Senin kemarin, gue menghadiri seminar yang bertajuk “Study in America” di Balai Bahasa kampus gue. Dari judulnya aja udah keliatan, bakal ngebehas apa. Mulai dari beasiswa untuk kuliah ataupun ikut training disana, sampai menghadirkan pengajar Amerika yang sudah menjadi warga Indonesia, bahkan sudah menjadi orang sunda kata sang moderator. From, his speech, I concluded that he has become a moslem too. Bukan cuma itu, ada juga guest stars langsung dari Amerika. Mereka adalah para mahasiswa S1 yang lagi belajar bahasa Indonesia disini. Mereka adalah Dylan Harris yang kuliah di University of Southern Mississippi, Dawson dari Oklahoma University, dan Michelle dari Weber University.
Ini sih baru pertama kalinya gue ngehadirin acara study in….dalam bentuk seminar. Biasanya gue sama temen- temen ke Education Expo yang biasanya tersebar di hotel- hotel dengan tujuan utama adalah berburu goody bag haha sungguh tidak berguna. Gak ding, gue juga tanya ini itu, secara (kalo kata anak muda jaman sekarang) gue pengen banget ngerasain tinggal, belajar, dan hidup di sana.
Okay, kembali ke seminar. Ternyata banyak banget beasiswa dan kita cuma perlu ‘niat’ for sure! Karena yang ditawarkan adalah full scholarship, asrama, biaya buku dan lain- lain. Oh my, sayang gue belum lulus S1 hiks. Gak mungkir juga sih kita harus nyiapain biaya buat hidup disana, tapi ini peluang bagus banget. Gue kerjar lo!
Sesi kedua adalah apa yah, mungkin sesi motivasi dan deskripsi umum tentang Amerika sama pembicara yang udah gue sebutin tadi hehe. Namanya M. John McGee. And my friend thought that that ‘M’ stands for Muhammad. Beliau memberikan motivasi untuk pergi belajar ke Amerika, lah kenapa doi sendiri hijrah ke Indonesia?Dan juga beliau memperingatkan kita untuk percaya diri, ‘because Indonesia people are shy”, he said. Gak salah kalau sang moderator bilang kalo dia juga sudah menjadi sundanese, karena beliau sudah familiar dan lancar dengan beberapa kata dalam bahasa sunda. Contohnya, ketika sang moderator menyampaikan, “Hatur nuhun Mr. John.” Beliau dengan lancar dan lantang menjawab, “Sawangsulna.”Haha.
Ini nih yang ditunggu- tunggu soalnya pembiacaranya masih muda dan fresh, haha maksudnya yang tadi engga gitu? Terang aja orang masih seumuran, bahkan yang cewek 1 tahun dibawah gue.Tapi yah, penampilan mereka tampak ‘dewasa ‘ hahaha….
Mereka mulai presentasi gimana sih dunia perkuliahan disana yang kebanyakan paper…paper..and..paper…huh. Gue tambah ngiler aja ketika mereka menunjukkan gambar- gambar disana yang mereka take sendiri, kecuali Dawson, doi gak ada gambar. Dari awal atensi gue emang lebih ke Dylan ini.Kayaknya doi bad boy gitu deh haha. Gue sih udah ngira kalo dia itu emang anak gaol gilaaa. Dan terbukti kalo doi emang yahud, terlihat dari gambar- gambar yang dia tunjukkin dari dokumennya sendiri.Disitu tergambar kalo doi emang suka hal- hal yang berbau sosial, buktinya dia ngadain kayak charity bertemakan ‘save water’ yang melibatkan 1000 lebih rumah, dan diadakannya di rumahnya sendiri mameeeennn.Dia juga kayaknya pemain band, soalnya dari fotonya kayak lagi di studio band sama temen- temennya walaupun gak terlalu jelas. Foto yang terakhir yaitu dia lagi di kawah putih ciwidey, yang pose-nya lagi loncat.Kayaknya doi juga penyuka fotografi.Pas dia lagi nunjuk salah satu gambar, otomatis tangganya ke angkat kan, weesss ternyata tatoan cuyyy. Penampialnnya juga emang beda dari yang lain.
Sesi tanya jawab pun dimulai. Sebenernya sih ada satu pertanyaan mengganjal di benak gue, cieee benak bahasanye.Tapi gue gak berani kalo nanya di forum mah. Tapi pas mau nyamperin doi, mereka malah dikerubutin sama orang- orang yang pengen ngobrol. Hmm… sebernerya sih gue cuma pengen nanya ini doank…
“Hey Dylan, do you know Matt Pond PA?”

Lapangan Hijau

Saya kangen bermain disitu.Ketika ketidaktahuan dan keingintahuan saya menyatu dengan begitu kuat.Saya abaikan ocehan- ocehan orang- orang yang menamakan saya arrgghh…saya hanya ingin tahu dan kegiatan baru.Awalnya begitu.

Setiap selasa dan kamis saya selalu datang.Bertemu dengan teman- teman baru.Yah, mereka sih memang lebih jago dari saya.Apalah, saya memang awam di permainan ini.Bahkan pegang raket pun baru kali itu ketika saya membelinya dengan mengorbankan uang saku saya.Itulah niat.

Pada awalnya memang minder.Sangat minder.Berlatih pun saya tidak pede, apalagi bermainnya.Tapi setiap latihan saya anggap main, tapi tidak main- main. It was fun. Teman- teman saya yang kebanyakan laki- laki pun sangat membantu saya dalam belajar salah satu cabang olahraga yang tidak mudah ini menurut saya.Satu orang, dua orang hingga saya punya banyak teman disini.Dan bukan hanya laki- laki, tetapi juga perempuan yang merasa tertarik dengan olahraga ini dan ikut bergabung dengan kami. Senang sekali rasanya memiliki banyak teman baru yang sama- sama ingin belajar dan bisa.

Sebisa mungkin saya datang ke lapangan yang terdapat empat area bermain itu.Tidak peduli hujan maupun terik.Terkadang kami sangat enggan meninggalkan lapangan yang sedang diguyur hujan deras.Bermain bersama hujan memang menyenangkan. Kalau pelatih tidak membentak kami untuk meninggalkan lapangan karena hujan semiakin deras, kami tidak akan pergi. Kami memang ‘ngeyel’ hehe.Sebaliknya, waktu terik adalah waktu terbaik saya untuk berlatih.Terlepas dari saya yang tidak terlalu suka hujan, saya sangat senang sekali jika cuaca cerah, saya rasa semangat saya membuncah liar.Ketika kami mulai kelelahan dan langit sore semakin nampak, kami pun melakukan pendinginan dan berkumpul sejenak.Rasanya senang sekali merebahkan tubuh di lantai lapangan, meluruhkan peluh, serta ditimpa cahaya mentari sore yang sangat hangat dan ramah besama raket dan bola- bola hijau yang berserakan belum dibereskan usai bermain.

Setelah kurang lebih 4 semester saya bergabung dan berlatih di komunitas ini, saya pun merasakan peningkatan yang ‘lumayan’ menurut saya.Saya yang tadinya memang buta dengan permainan ini, lam- kelamaan, mulai menikmati ritme permainannya.Saya juga sering bermain ‘single’ atau diajak bermain ‘double’ dengan teman- teman walaupun masih jauh dari permainan yang seharusnya.Tetapi, yah itu tadi saya senang.Forehand, backhand, continental grip, service, smash.Teknik- teknik tersebut masih melekat diingatan saya, walaupun praktiknya saya kurang bisa hehe. Ketika kegiatan ini bukan hanya bermain dan pengisi waktu luang, saya terus berlatih meningkatkan apa yang saya bisa. Sampai suatu ketika saya merasa sangat sedih karena harus membalut ke-enam jemari saya dengan plester ketika akan bermain. Selain itu saya juga harus membawa lotion dan betadine.Saya sedih tidak bisa berlama- lama bermain begitu mulai merasakan jemari saya sakit dan bahkan berdarah.Sudahlah.

Sekarang ini, saya hanya ingin mengulangi kebersamaan bersama kalian. Kalian pasti sekarang sedang mengejar apa yang kalian impikan. Meskipun mungkin kalian tidak terlalu mengingat saya, setidaknya saya ingat wajah ataupun nama kalian.

Para pelatih, Kang Lucky, Kang Dimas, Pak Udin. Teman- teman sekaligus pelatihku, Mas Didik, Ikbal, Fane, Iman, Benny, Renaldi, Amel, Icha, Tika, semuanya, kapan kita main lagi? Saya gak mau raket saya terus- terusan menggantung seperti ini…


P.S: Sekarang ini, lapangan hijau tersebut sudah dibuat indoor, mungkin tidak ada hujan dan terik lagi, tetapi tidak ada warna pula.

Mood, Matt, Mad.



Ruining the mood in the morning is just something unduly bad. It is very common in our life. Let your head’s up and feel the fresh air flow through. That was what I felt days ago and it’s so damn argh…I mustn’t continue that.
However, something boosted in my mood in very sudden when I listened to these…

A ceiling was beyond the world I could afford
You’ll never knock your head or chip your teeth
If you won't take some more
Or just keep dancing with your chin a vacant stare
The promise worth in every movement was proceeded in your chair”
Or these
“Pardon the intrusion
could we leave before it gets bad
I might smash up all the windows
and set fire to the curtains
Yes, those are parts of lyrics in two songs of Matt Pond PA. Who or what is Matt Pond PA? Perhaps, it’s your first time to hear that band. I only know a bit about them. They come from Philadelphia, USA. As I know and my friend told me that they hold ‘indie’. I have searched in the Internet about the personnel belongs to that band. Still, I’m confused about exact numbers. Maybe, it consisted of four when the band was founded. 

Or five?

And I think they reformed the personnel until consisting of three, as I see in this picture



Anyway, I haven’t told you why I was very busy of searching everything’s related to that band. First, I was very curious of what my fella said in formspring.me that the name of our favorite Indonesian neo-folk indie band is taken from one of the Matt Pond PA’s songs: The Trees and The Wild. At first, I only wonder of the song entitled as aforementioned, The Trees and The Wild. Passionately, I downloaded one album of ‘The Dark Leaves’. Felt unsatisfied since there’ s no The Trees and The Wild in that album, I kept on searching and finally I found it in ‘Several Arrows Later’. Amazingly, that song doesn’t really attract me; instead I’m keen on other songs. ‘Winter Fawn’ is the song that I like most at the first. ‘Sparrows’ catches me then. Move to ‘Remain’, and go on ‘Brooklyn Fawn’ until I find the most favorite song from the Dark Leaves album, ‘Starting’, and ‘Halloween’ from ‘Several Arrows later’. 
However, those songs are very attached to me. All of them are very awesome. I always play and replay in many times, in the morning as my boosters, in the afternoon as my lunch and coffee partner, and at night as my lullaby *not exaggerating somehow. In other words, that band drives my crazy. Every word of each song really pleases me. I must blame Matthew Pond for this haha :D. Everytime I listen to Matt Pond PA’s songs, everytime I remember this…
this...

and this....



It’s hard to take my headset off and stop playing either the songs or the clips. Hard! I want the songs are always swinging in my ears. Good night Matt.
Million thanks to Milta who are always tell me the gorgeous bands, particularly indie bands whether in country or abroad. Cheers. And for Agung and Ninik for helping me downloading some clips. Thanks…thanks…thanks…I want to remind Agung to admit that you are also amazed at “Halloween”, huh? Come on the fact says that…Haha…
Oh one more……
“We stand on ledges, kick our feet and throw our shoes
I tried to move a little closer, nothing left for me to lose
There is no argument to get me going hoarse
Misplaced my mind and now I do not have to worry about before”
You know how many amounts of happiness comes in me when listening to their songs :D

Tuesday 12 July 2011

The Old Remedy :D

Jadi keingetan beberapa hari kemarin. Gue dan temen- temen pergi ke resto tematik yang boleh dibilang kece di bilangan jalan setiabudhi. Resto itu sebenarnya memang masih satu bangunan dengan restoran masakan Jepang disebelahnya, hanya dipisah dengan tembok kaca yang cling dan bahkan tampak terlihat tanpa kaca. 

Teppat di meja tempat kita makan, di sebelah kiri gue, tepatnya di restoran 'tetangga' itu ada seorang 'native' bule lah lagi makan sendirian. Kalo diterka- terka sekitaran umur 40-an. Atau mungkin lebih muda, karena pernanakan bule kan emang dua tak alias muka boros hehe :D, joke only.

Kayak berasa liat siapa ya...familiar aja gitu. Hmm...Heeeuuhh...Haaaah..Heehh...Hooohh...setelah mikir lama. voila...mirip Remedy woyyy, ituloh vokalis paling kece se-Indonesia. Remedy Waloni, the vocalist of trio neo-folk indie band The Trees and The Wild.

Yes, he looked like Remedy. But he's old. Maybe, he's the old version of Remedy. Hahaha pengen ngakak!


P.S: Anyway,  He wore black-blue flannel plaid shirt: Remedy's trademark.

Thursday 7 July 2011

Who am I?

Ya ampun, apa yang telah saya lakukan. Saya telah menjadi orang lain. Jangan lakukan itu lagi, Juwita!

Sedih Itu Ketika...

“Gue merasa bersalah” (mbak kantoran yang suka jalan- jalan)”

“Inget rumah gue mah” (Perantau yang terdampar di pulau Borneo)

“Gak punya duit untuk makan *_*” (Anak kostan sejati)

“Usaha kita gak cukup buat ngebahagiain orang yang kita sayang, solitary, lonely,or whatever you called if still in the same meaning and ngerasa sendirian, sendirian di tengah keramaian.” (mahasiswa keturunan squidward)

“Kita tidak bisa bersikap professional” (mahasiswa yang kepingin jadi pegawai bank)

“Keberadaan kita udah gak dibutuhkan lagi bahkan sampai dianggap gak pernah ada sama orang yang kita sayang” (mahasiswa gila bola)

“Kita gak bisa lagi membuat orang tersenyum orang yang kita sayang (mahasiswa suka motret)

“Ketika kita gak berdaya buat melakukan apapaun buat orang yang kita sayang (mahasiswa penyuka warna ijo)

“Saya tidak bisa membantu orang yang saya sayangi dalam kesusahan baik lahir maupun batin (pria dewasa penakluk kertas)

“Harus ada perpisahan” (mahasiswa yang ditinggal merantau oleh sang kekeasih)

“Ujian datang tanpa kita duga” (mahasiswa penggemar sastra)

“Harapanmu tidak sesuai kenyataan dan mendapati dirimu tidak mampu untuk menerima kenyataanya itu.” (pegawai kantoran yang doyan band Indie)

“Orang yang kita sayang, pergi” (none jakarte)

“Hati tidak sejalan dengan perbuatan (mahasiswa tukang debat, penyuka tahu)

“Harus khilangan sesuatu atau seseorang yang kita sayang, rasanya begitu berat dan menyakitkan (Janda kembang)

“Ngecengin temen kantor tapi ditinggal kawin, sementara tukang mie ayam depan kantor istrinya 2. Akur pula. #officewisdom (penulis buku) *)

“Dicarekan ku atasan” = dimarahin sama atasan (Karyawati kece)

Saat akhir bulan gajian telat :D” (pria kantoran petakilan) *Loh kok seneng eh mas?

 “Gak bias buat lagu bagus” (Band Indie: Efek Rumah Kaca)

 “Kamu sudah mempercayainya, tetapi tetap dikhianati. Ketika kamu mencoba bersabar atasnya tapi tetap dikhianati. Ketika mencoba berpura- pura tidak tau apa- apa tapi tetap dikhianati. Sedih itu ketika kamu dikhianati untuk kesekian kalinya.”(mahasiswa melankolia)

“Kita berpisah dengan orang- orang yang kita sayang”. (mahasiswa mata nangis)

“Kita berpisah dengan orang- orang yang kita sayang.””(mahasiswa mata nangis)

“Kehilangan dengan orang yang kita saying” (mahasiswa behel gigi)

“Ketika cintaku ditolak sama kamu” (identitas dirahasiakan) *dilarang ciee atau prikitiw.

Giliran gue ya? Hmm Bagi gue saat ini sedih itu adalah ketika…

“Afrie Afdillah (Aphink Kutcher) harus dideportasi dari rumah Big Brother.
……..
Serius ah…Eh emang bener sih..yaudah serius neehhh….

Ehem…

“Ketika dipersalahkan atas penderitaan yang orang alami”

P.S: Semua pernyataan di atas adalah berdasarkan survey 0ce Ileee) melalui sms ataupun jejaring social, facebook, twitter, dan formspring.me. Makasih banyak yah atas respon positifnya, yang udah mau share opini-nya. Heheh. Ini saya lakukan karena memang gak tau kenapa tiba- tiba muncul aje gitu di kepala, bukan karena 94L4U di pagi hari :D. Menurut saya galau tidak ada hubungannya dengan  4L@Y :D. Oh, ya, yang belum bales…yaah sayang banget kan tuh gak bisa di-post opini kamu nya. Oya, kalo mau nyusul, masih terbuka kok, nanti gampang saya update lagi hihihihi *sokpenting

*) itu tweetnya Aditnya Mulya (novelis, i.e catatan mahasiswa gila). Doi nulisnya pedih bukan sedih tapi saya rasa sama hehe, gak apa- apa yah saya kutip, kan sudah bilang :D