Sunday 21 November 2010

Parah

Buruk! Semua ini parah! Seharusnya saya lebih pintar membaca suasana. Tidak seperti ini yang saya inginkan. Pesan itu mengandung sejuta iba yang harus ditanggapi secara serius. Bukan begini yang saya mau! Bukan! Seharusnya saya tahu setelah beberapa hari kemarin menyambangi tempat ini. Tidak, ini terlalu ramai! Kenapa selalu ramai! I need more privacy, between u and I. Us!!! Bukan mertuamu, kakak iparmu, atau bahkan anakmu yang selalu enggan digendong oleh mbah-nya, bapakku. Apa kita terlalu jauh?
Yang saya kira selama ini salah. Saya pikir kita bisa bercerita dari hati ke hati, saya pikir saya bisa menanggalkan gengsi dan malu ketika menumpahkan cerita ini kepadamu. Ternyata sudah diledek sebelumnya. Saya pikir ini sempuran, ternyata malah minus!
Bising!!! Roda- roda menderu hanya beberapa meter dari sini. Satu lagi, saya kira keadaan akan lebih tenang di malam hari. Ternyata malah lebih menggila. Saya kira saya bisa menemukan tempat dimana hanya kita berdua bercerita. Mungkin itu tidak pernah terulang lagi.
Jika barang sedetik saja waktu bisa diulang, saya akan ulang dan kembali pulang. Tidak ada hasrat untuk membenamkan diri diempuknya kasur, hanya ingin terjaga sampai ayam berkokok nyaring.
Seharusnya saya sadar, tidak ada tempat terbaik selain rumah
*Kenapa saya bodoh sekali?

0 comments:

Post a Comment