Monday 29 August 2011

The Aeroplane over My Room


Saya baru terbangun dari tidur yang sangat nyenyak dan tentram sekali. Tidak lain tidak bukan dibangunkan oleh suara mesin pesawat dan cahaya matahari yang menyerobot masuk melewati jendela besar ini. Ah, saya tersadar saya tertidur di kamar saya tercinta ini, di rumah. Rasanya puas sekali bangun tidur sore di kamar ini. Rasanya bahagia. Sungguh.

Jadi kamar saya ini gak gede- gede amat. Hanya ada tempat tidur, meja belajar, dan lemari baju yang merangkap sebagai meja rias. Rias? Jangan dipertebal, kurang fungsional juga sebenarnya. Yang saya paling suka adalah dua jendela yang lumayan besar yang sangat bisa mempersilahkan cahaya matahari masuk kapan saja. Letak kedua jendela ini sangat dekat dengan tempat tidur, bahkan menempel dengan dindingnya. Seperti saya bilang tadi, karena lumayan besar, jendela ini tergaris dari atas sampai ke bawah, tetapi tidak sampai lantai. Yah, hampir menyentuh tempat tidur saya tadi. Karena besarnya itu pula, langit luas beserta yang apapun menghiasinya terlihat dari dalam sini (kamar saya).  Intinya, kalau saya sedang sekadar tidur- tiduran atau bangun tidur, saya seperti tidur di alam bebas tanpa ada penghalang antara langit dan pandangan saya ini. Seperti benar- benar tidur di bawah kolong langit. Sangat induktif sekali paragraf ini. Haha. 

Karena itu saya sangat bahagia. Kesadaran yang belum terkumpul utuh, pandangan mata masih samar. Tiba- tiba saja disuguhkan pemandangan menakjubkan, langit biru cerah dengan pesawat yang hilir mudik tiada henti. Terlebih sore ini, mungkin para pilot sedang sibuk mengantarkan para awak kabin ke kampung halaman. Biasa mau lebaran. Burung- burung juga masih banyak yang berterbangan di udara yang sudah sangat terkontaminasi dengan polusi ini. Dan pohon- pohon itu kenapa indah sekali gerakannya, pohon alpukat di depan saya ini sedang beregenerasi pasca pemangkasan parasit merugikan oleh Ayah saya. Bagus, hijau tua di barisan bawah dan muda di pucuknya. Berlenggok sedikit ketika angin senja menerpa. Centil sekali kau. :)

Saya bisa menyaksikan langsung langit berserta warna gradasinya, dari tua cerah di atas melembut muda menuju horison. Hai alam, tidakkah kau tahu di sini, di dalam kamar ini terdapat seorang gadis menampung banyak impian sedang menyaksikan keindahanmu. Sekali lagi, Subhanallah. Ini adalah hari terakhir ramadhan tahun ini. Dan ditutup oleh senja yang menakjubkan. Thank you mother earth, Alhamdulillah ya Allah. 

Oops! saya belum sholat Ashar.

P.S: - Saya juga terbangun oleh sms Agung, dia sedang memakaikan baju adiknya , Aya ‘Si Kriting’. Sweet  deed, dude
- Again, happiness is just simple 
- Entah, berapa kali saya membahas kamar saya ini tetapi yang jelas tak akan pernah habis untuk membahas keindahan alam. 

0 comments:

Post a Comment