Sunday 3 March 2013

In Contrast

Tepat pukul sembilan tadi saya tiba di kantor, meaning that saya telat dua jam. Minggu begini? Iya hari ini saya piket. Sudah berapa malam saya habiskan dengan tidur tak berkualitas. Pulang liputan langsung terkapar di tempat tidur, barang dua jam bangun kembali untuk sholat dan mau tidur lagi tanggung takut kesiangan. Tapi, untuk pagi ini saya gak kuat. Alhasil telat. Alhamdulillah, gak kena semprot redaktur.

Alhamdulillah juga saya bisa melewati ujian akhir les Sabtu malam kemarin. Meski, agak menyesal ketika melihat nilai yang menurut saya pas-pasan, teman sekelas banyak yang mendapat nilai melesat jauh dari saya. Seharusnya bisa lebih baik dari itu. Tapi, disyukuri saja sudah lulus.

Akhir-akhir ini, pola hidup saya agak kacau. Saya udah gak peduli tidur saya cukup atau enggak, makan saya sehat apa enggak, udah gak kepikiran buat olahraga. Padahal, dulu kalau ada yang salah dikit saja sama ketiga itu, saya pusing sendiri. Yes, I was Miss Management, but it was. Sekarang saya dituntut menjadi orang yang spontan yang jauh banget dari karakter saya yang biasanya menyusun jadwal dan memastikan semuanya terencana dengan baik. Job things. Dituntut untuk siap siaga kapan pun juga. Lagi santai, tiba-tiba suruh liputan yang matter nya buta pun saya harus siap.

Dan jeleknya saya mungkin belum terlalu terbiasa dengan ritme kerja seperti itu, jadilah begini kesehatan terganggu, pikiran dan emosi yang kurang stabil, hingga berdampak pada orang-orang yang tidak seharusnya mendapatkan efek dari itu semua. Ada hikmah di balik itu, saya harus lebih berusaha mengendalikan emosi ini, membuat imbang. Tapi, kadang kepingin tahu juga apa rata-rata wartawan pemula mengalami hal sama juga gak ya dengan saya? Apa cuma saya doank?

Memang cuma bersyukur yang bisa mengembalikan ketenangan yang tadinya menguap entah kemana. Kalau diingat-ingat, ini memang kepingin saya. Tuhan mengabulkan doa saya, yang saya sendiri tidak sadar ketika memintanya.

Dulu pernah menuliskan ini di status Facebook,

"Andai kerjaan gue cuma ngopi, nulis dan travelling"

and Voila

atau yang lebih Islami dikit "Kun Fayakun" jadilah seperti ini hehehe. Alhamdulillah.

P.S: Kalau yang "ngopi" itu udah enggak lagi. Gue sama kopi itu kayak gue sama batik. Mengagumi tapi tidak terlalu menikmati. Yah intinya gue suka kopi tapi gak terlalu suka minum, udah jarang juga ketika tahu dampaknya. Gue suka batik tapi gak terlalu suka mengenakannya. Padahal tanggal lahir gue sama kayak Hari Batik. hahah apa hubungannya.




0 comments:

Post a Comment