Saturday 15 January 2011

Menikah

Dimana- mana menikah, janur kuning melengkung, undangan tersebar. Sudah ada kira- kira 4 atau 5 teman karib gue yang sudah menikah, dan ada 2 teman sekelas yang menikah di akhir tahun dan awal tahun kemarin. Cepat sekali orang- orang menikah. Yah kalo udah mantep dan yakin kalo dia adalah jodohnya, mau nunggu apa lagi Kak? Iya juga ya, kamu pinter Dek!

Seperti kemarin, teman sekelas gue menikah dan banyak sekali yang berujar “Aduh iri, aku kapan ya?”; “Aduh jadi ngerasa gimana yah, pengen nyusul juga!”; “Aku kapan ya kayak dia, nikah?!”. Bahkan ada yang bilang, “Aduh gimana nih, aku belum punya cowok, kamu gimana cuy? Atau “ aduh gimana yah kalo pas wisudaan belom ada calon?” Jujur, pernyataan tau lebih ke pertanyaan yang gak perlu jawaban seperti barusan, sangat jauh di benak gue. Gue gak merasa iri atau apa kalo ketika menghadiri pernikahan, entah kenapa. Apa karena orientasi gue bukan tercurah ke hal itu dulu, atau karena gue belum bertemu jodoh? Hmm ngomongin jodoh memang sangat krusial, terutama bagi wanita.

Gak tertutup kemungkinan kalo semua orang ingin menuju ke arah situ, berijab Kabul, duduk di pelaminan, yah menikah. Siapa sih yang gak pengen punya suami (bagi wanita), atau istri (bagi pria), berkeluarga, punya anak yang lucu- lucu. Gue juga menginginkan mempunyai keluarga yang harmonis seperti itu. Hanya, untuk sekarang, gue ingin seperti ini dulu. Banyak hal yang belum gue eksplor, banyak belahan dunia yang belum gue jelajahi, banyak hal yang belum sempat gue coba, banyak ide- ide yang menunggu untuk dituangkan, banyak inspirasi yang masih berceceran, banyak hal yang belum gue kasih ke orang tua dan adik- adik gue, banyak hal yang ingin gue persembahkan untuk mereka yang gue cintai.

Gue percaya kok jodoh itu akan datang pada waktu yang semestinya. Di saat yang indah kalo kata lagu- lagu cinta. Gue pasti bertemu dengan the person I can be with, and I can’t be without. Jadi penasaran, jodoh gue lagi apa ya sekarang? Hehe.

NB: Pas nikahan temen gue kemaren, lo tau maharnya apa? Bukan, bukan seperangkat alat masak. Tapi BUKU. Meeennn BUKU bertumpuk- tumpuk buku banyaaaaaak banget. Pengen mampus. Extremely Envy.

0 comments:

Post a Comment