Tuesday 17 January 2012

Sherly Oh Sherly!


Mungkin bagi temen- temen yang sering berinteraksi dengan gue akhir- akhir ini udah hafal atau bahkan udah bosen malah dengan topik pembicaraan gue. Ya, itu dia gue lagi keranjingan sama yang namanya Sherlock Holmes. Oke, itu bukan sesuatu yang asing. Siapa pula yang gak tahu sama tokoh detektif flamboyant, slengean, tapi jenius ini. Paling enggak, pernah denger namanya lah tokoh fiksi karya Sir Arthur Conan Doyle ini. 

Kegilaan ini gue mulai dari menonton film yang pertama dari dvdnya Nca. Sehabis interview dan job tests sana- sini, gue emang kepingin menghadiahkan diri gue dengan hiburan. Wajarlah abis berpusing- pusing ria dengan kemelut di kehidupan sebenarnya (ce ileh). Dan cara yang sederhana, menghibur, dan menambah wawasan pula ya dengan menonton film. Ada beberapa dvd yang gue bawa dan kebanyakan ber-genre action. Entah kenapa gue kepengen nonton yang Sherlock Holmes dulu. Pas diputer, walah subtitle-nya porak poranda, kacau balau. Dan gue merasa gak terlalu asing dengan beberapa scene pertama ini. Gue pikir, kayaknya gue pernah nonton deh ini, kayaknya gue punya file-nya. Pas gue buka folder di laptop ternyata emang bener ada. File-nya tersimpan di folder ‘dari geni’. Jadi, waktu itu sekitar awal atau pertengahan 2010, gue dan Geni lagi demen- demennya nyewa cd dari tempat penyewaan cd paling tenar kala itu. Inget ye cd bukan dvd. Kenapa kita seneng banget sama nyewa disitu karena cd nya asli jadi gak ada tuh problem macet atau subtitle ngaco begimana. Dan kita sering tuker- tukeran cd yang dipinjem. Si Geni ini cerdas, dia nyimpen filenya sebelum dikembalikan lagi. Haha. Dan yang gue tahu doi emang suka banget novel- novel detektif layaknya Sherlock Holmes. Selera filmnya juga yang action, pembunuhan, misteri- misteri berat deh kayak Jennifer’s Body, Hallow. Balik ke film Sherlock Holmes, gue juga sempet puter itu film, cuma yang dibenak gue ‘film apaan sih ini?” mengingat waktu itu gue sangat suka genre drama romantis heuuuuh. Tanpa pikir panjang, gue stop itu film dan beralih ke ‘No Reservations’ yang mana sangat gue gandrungi kala itu, entah berapa kali puteran gue tonton. 

Yang udah gue bilang tadi, karena subtitle nya linglung, gue menonton lagi yang file cd itu walaupun gambarnya gak setajem silet, maksud gue yg di dvd, tapi subtitlenya normal. Sebenernya, Red line nya udah ngerti, cuma mengingat ini adalah film inggris yang mana aksennya sangat kaku ditambah settingnya sekitaran tahun 1800-an, membuat gue kesulitan mengenali detail vocabularies yang diucapkannya. Itu karena semua terlihat seperti orang yang kumur- kumur air raksa. 

Setelah nonton yang kedua kali udah cukup membuat gue kagum sama tokoh fiksi Sherlock Holmes ini. Gile, jenius total. Dan cast-nya, Robert Downey Jr.  sangat bisa mengalihkan gue dari si memesona Jude Law yang mana adalah alasan gue menonton film ini. Yup, gue emang sangat cinta dengan Jude Law, siapa yang memungkiri ketampanan doi. Udah mah ganteng, british, aksennnya juga british, suaranya serak basah, ada tahi lalat manis di pipinya. Eeuuuhh..mau apa coba? Mau mati! 

Tetapi, eh tetapi aksi Downey ini berhasil membuat gue meleleh luber pemirsa dan membuat gue untuk terus memutar filmnya kembali baik cd maupun dvd. Entah berapa ribu kali gue nonton ini. Bahkan dvdnya gak gue keluarin dari laptop karena gue tahu gue bakal nonton film ini lagi dan lagi. Dan ini membuat gue tidak tahan akan menonton sequel yang keduanya Sherlock Holmes, A Game of Shadows. 

>> Gak ada bosennya 
Gue pun telah merencanakan jauh- jauh hari untuk menonton film yang keduanya. Dan tidak peduli walaupun sendirian. Setelah melewati aral lintang termasuk harus ke dokter dan pembuatan e-KTP yang ngantrinya dua hari, gue berhasil membeli tiket untuk menonton film mahapenting ini. 

Baru liat tulisan Sherlock Holmes-nya aja udah cengar- cengir sendiri. Di film yang pertama aja gue udah meleleh luber, lah ini yang kedua gue resmi hanyut permisa! Aksi- aksi Downey dan Law ini membuat gue terbawa arus tak terselamatkan. Tuhan, tenggorokanku tercekat, tidak kuasa berteriak. Oke, gue berlebihan.  Tapi, emang bener semuanya perfect. Dari segi komedinya dapet banget, actionnya parah, inteleknya menjual. Dari awal sampe akhir gak ada yang flat semua bergejolak. Apa lagi ini gue. Dan casts barunya juga ciamik, kayak Jared harris yang jadi Prof. Moriarty dan Noomi Rapace si gipsy woman yang sangat mirip sekali dengan Johnny Depp KW Super. 

Pokonya kalo gak nonton, lo termasuk dalam golongan orang- orang yang merugi. Tuh, udah bikin fatwa aje gue. Dan karena kekaguman kepada Sherlock, gue pun jadi menggandrungi pemeran utama ini yang udah gue bilang tadi, Downey. Dan gue pun mencurahkannya di twitter. Ternyata, temen gue juga ada yang suka banget sama Downey. Si anti (@wirantish) emang suka dari dulu dari jamannya Iron Man. Gue juga sempet nonton Iron Man tapi gak sejahanam ini memujanya. Jadilah kita bertarung rebut- rebutan Downey! Memperebutkan tahta istri khayalan pertama si Downey lah segala macem. Hadeeeh. Sangat mengundang keprihatinan masyarakat ketika mengingat kalo kita baru saja lulus kuliah dan bukan anak smp yang kejepit pintu. 

Oya, ini pertama kalinya gue nonton sendirian. Biasanya ramean atau minimal berdua lah. Kalo jalan sendiri sih sering. Hmm anehnya kalo jalan sendiri pasti ada aja hal konyol yang gue lakuin, contohnnya kemaren sumpit jatoh lah, air teh tumpah pas selangkangan pula, salah masuk ke toilet cowok. Arrghhh… Ya Tuhan, kenapa ini terjadi saat gue jalan sendirian di tengah mall yang paripurna ini. 

Intinya, gue seneng banget bisa nonton film yang keduanya walaupun sendiri dan gak ada yang bisa gue ajak diskusi. Walaupun pulang malem, kehujanan, mata burem, dimarahin, dan jatuh miskin, tapi gue bahagia..

See



bahagia itu sederhana :)

0 comments:

Post a Comment