Friday 6 April 2012

Matahari Tomat Merah


Saya sudah pindah kost sekitar dua minggu yang lalu. Padahal awalnya saya kuatir akan melanjutkan kost di sana lagi lantaran kost baru yang akan saya tempati di daerah Kramat Lontar sudah ada yang penghuninya. Sial memang ketika jumlah uang muka yang hanya puluhan ribu mengalahkan logika penjaga kost itu. Akhirnya, minggu pagi yang ajaib itu saya menemukan kost ini. Ajaib memang, hanya ada satu kamar lagi yang kosong. Tanpa pikir panjang saya memutuskan akan pindah hari itu juga. 

Ada empat lantai di kost ini dan saya menempati lantai tertinggi itu. Perlu tenaga ekstra untuk naik dan turun tangga setiap harinya. Jadi lebih teliti memeriksa barang- barang sebelum keluar kost, karena kalau misalnya kunci ketinggalan, saya harus berpacu dengan puluhan anak tangga itu, naik dan turun lagi. Terlebih, jarak yang harus saya tempuh ke “sekolah” lebih jauh. Biasanya hanya lima menit jalan kaki  dari kost yang dulu, sekarang 15 menit. Tak apa, sehat hehe (alibi). 

Selain hargan sewa perbulannya masih terjangkau untuk saya, ada yang saya suka disini. Di balik jendela koridor lantai ini terlihat puncak lidah api Monumen Nasional ( Monas), kubah Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral. Sesekali ada kereta yang pergi dan menuju Stasiun Juanda yang jaraknya tidak terlalu jauh juga. Suara klakson dan desingan kereta pun seringkali terdengar, tetapi hal itu tidak terlalu mengganggu saya. Tidur saya masih nyenyak buktinya hehe. 

Saya juga terkejut ketika pagi menjelang setelah malam pertama saya tidur di kamar nomor 34 itu, saat itu saya hendak ke kamar mandi dan mata saya disibakkan oleh semburat cahaya matahari di ufuk timur sana, terselip oleh gedung- gedung tinggi. Saya suka itu, matahari yang merah dan besar seperti buah tomat. Senyum saya tak terhindari walau mata ini masih menyipit. Alhamdulillah.

Ketika saya pulang sekolah, saya juga menyaksikan cahaya si matahari tomat itu yang terselip gedung- gedung tinggi. Perjalanan yang kira- kira hampir 1 km itu dengan berjalan kaki ditempuh dengan lagu tra..la..la..la di kepala saya ini. Saya beruntung kost ini tepat sekali di samping masjid. Suara adzan dan shalawat memang ampuh menyejukan hati ketika masalah memang tak bisa dihindari. Juga, suara- suara surau mengingatkan masa kecil saya. Teringat tentang mengaji bersama, bermain ketika bulan ramadhan, dan idul fitri. Momen yang tak terkalahkan di hati saya. 

Tempat tinggal baru, teman baru, pekerjaan baru, tantangan baru, semangat baru, terus tersenyum dan menyetel lagu- lagu yang tak pernah berhenti di kepala saya ketika masalah hanya ikut- ikutan saja di pundak ini. 

Kata- kata saya kaku ya? Haha. Saya masih sangat pemula untuk menulis yang kata- katanya indah mengalun merdu, sementara teman- teman sepelatihan saya banyak sekali yang jago menulis. Mau bukti? Coba deh cek ini lensasusdape17.wordpress.com atau boleh juga kok mengecek kumpulan berita yang saya buat di senjadibandara.wordpress.com
Comments are opened. 

Keluarlah dari zona aman kalian :) 



Saya sedang buru- buru, tidak bisa menjelaskan satu per satu gambar ini. You know pictures could talk so much :)

0 comments:

Post a Comment