Saturday 2 October 2010

2 Oktober, 21 Tahun yang Lalu

Padahal waktu udah menunjukkan pukul 10.00 a.m di ujung kanan atas notebook ini. Itu menandakan gue harus segera mencuci handuk dan bathrobe, lalu mandi dan bergegas ke perpustakaan kampus (pastinya pake baju dulu) karena mau ada kumpulan KKN untuk membicarakan perihal kunjungan ke Pangalengan kembali, ke tempat kost kita 2 atu 3 bulan yang lalu, ke tempat dimana hanya ada kebun teh hijau sejauh mata memandang, (yang jelas) dimana tidak ada tugas- tugas kuliah dan kerjaan di tempat kursus.
Sabtu ini persis sama dengan dengan sabtu minggu lalu; memulai hari dengan bertatap- tatapan dengan monitor laptop, memijat- mijat keyboard-nya, dan menggelitik mouse yang goyang kesana kemari, maju mundur, naik turun (terkesan centil ya gue..haha). Juga, lagu- lagu indie masih membisik lewat headset yang berfungsi hanya di satu sisi: rusak! Hanya, sabtu ini Transmutasi-nya Homogenic yang lagi di kuping gue dan gue bangun lebih siang, di pagi hari bukan dini hari. Mungkin kalo melihat judulnya, sabtu ini beda karena pada hari ini, 2 oktober, 21 tahun yang lalu gue lahir. Yap, ulang tahun. Hari ini gue ulang tahun!
Kalo melihat angka, jelas itu menunjukkan 2 digit, angka 2 dan 1. Bisa dibilang udah puluhan tahun gue hidup di dunia ini. Singkatnya, gue semakin tua! Terlihat berbeda jelas, ulang tahun gue tahun ini dengan tahun lalu. Banyak sekali perbedaan. Yang terlihat paling jelas, yaitu sekarang gue udah kerja sambil kuliah, gue berada di kostan yang berbeda, dan terkesan sepi untuk tahun ini. Meski begitu, masih banyak persamaannya, yaitu masih banyak ucapan dan doa yang terucap dari temen- temen gue, walaupun jika melihat kuantitas, tidak sebanyak tahun lalu (lewat ponsel). Tidak apa- apa. Justru, doa- doa itu yang gue harapkan. Itu menandakan masih banyak yang inget gue, masih banyak doa yang terpanjat untuk gue, yang jelas masih ada harapan untuk lebih baik di tahun selanjutnya, apabila gue masih diberi umur (Amiin).
Bukannya gue sok kritis atau gimana tapi ini berdasarkan pengamatan amatir gue. Namanya juga di era globalisasi, orang- orang lebih memilih cara yang praktis dalam melakukan sesuatu dengan lantaran efektif dan efisien, bukan karena itu juga sih sebenarnya. Tapi, itu yang gue rasain. Kuantitas ucapan ulang tahun gue lebih banyak di facebook daripada di sms. Gue gak menyalahkan atau menganggap tidak penting ucapan di jejaring sosial tersebut, hanya menurut gue diantara mereka memiliki nilai yang berbeda. ucapan melalui sms sifatnya lebih private, hanya si pengirim dan penerima sms yang tahu, kecuali ada orang lain yang melihat juga. Beda dengan facebook, apapun yang tertulis disitu terlihat oleh semua orang yang juga mengucapkan ucapan. Memang, facebook memiliki fungsi yang luar biasa selain menghubungkan pertalian yang sudah lama tidak terjalin, juga ya itu salah satunya pengingat ulang tahun atau event- event tertentu. Mungkin, sebenarnya dia tidak ingat, tetapi dia diingatkan oleh facebook tadi. Berbeda dengan ketika facebook belum tenar, orang- orang memang benar- benar ingat akan hal itu makanya dia mengucapkan. Ini cuma stereotype, jangan terlalu dianggap serius.
Ulasan gue diatas, bukan cuma opini pribadi, tapi salah satu temen gue juga merasakan hal yang sama. Begini….Kita samarkan namanya menjadi TG (Temen Gue), gak ketahuan kan?

TG: “Sial, adek gue gak sopan banget ngucapin ‘Happy Birthday’ di facebook coba, padahal kamar gue sebelah- sebelahan! Akh Ketek!

Nah itu dia, esensi-nya sudah beda. Nilai sudah bergeser. Alam semakin marah. Bumi gonjang ganjing, gunung merapi meletus!Huss mulai ngaco! Padahal itu pertalian sedarah, Kakak dan Adik, mungkin tidak sampai belasan meter untuk melontarkan ucap, peluk, dan cium ke kakaknya itu. Berbeda halnya dengan yang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Semua itu relatif, tidak ada yang benar ataupun salah. Kayaknya gue keasyikan nulis nih, terus kenapa gue masih di sini, ayok cepat mandi! Kita lihat ada apa hari ini.

0 comments:

Post a Comment