Thursday 14 October 2010

Sedia Kala yang Masih Istimewa

Entah apa yang ada dalam benak gue tiba- tiba memindahkan lagu Hyper Ballad-nya Mocca terjun bebas ke lagu religinya Gigi- Raihlah Kemenangan. Terasa sangat jomplang memang. Perasaan gue mengatakan: Kangen. Gue baru abis mandi, mengucek- ngucek rambut yang masih basah dan rontok sambil buka halaman demi halaman buku Classroom Discourse Analysis , mencoba untuk mengerti Exchange, Move, Event, Dk1, K2, Kf1, kf2, KFC…oh yang terakhir itu gak termasuk. Tiba- tiba hening…krik…krik….sengaja gue gak menyalakan tv butut 14 “ itu dan mendengarkan musik dengan dalih biar lebih masuk materi yang ada di buku itu ternyata tidak juga.
Keheningan ini pun berlanjut menit demi menit. Mata gue tertuju pada layar ponsel gue dan gak ada tanda- tanda sms mau dateng. “Pengen sms ahh..” kata hati gue…”tapi sms siapa yah?” kata dia yang kedua kali. Sayangnya, muka kakak gue yang terbayang besar sekali di kepala gue. Sekarang gue tau, gue kangen sama kakak gue. Gue kangen sama kakak gue yang dulu, yang masih lajang (ais..bahasa gue kenapa lagi). Ya, yang dulu yang masih belum berkeluarga.
Dulu, ketika gue sangat stuck dan tidak tau mau apa, gue langsung sms dia dan kita larut dalam kata- kata yang penuh ejekan, nasihat, atau hanya membicarakan tetangga sebelah. Konyol memang tapi seru! Setelah itu gue lupa dengan masalah gue dan kembali tersenyum. Dulu juga sering banget yang namanya sesi curhat- curhatan sebelum tidur, biasanya kita tebak- tebakan yang gak ada jawabannya sama sekali. Kalo gak tebang lagu yang petunjuknya Cuma dari suara dehaman. Mana bisa? Kita bisa dan kebanyakan lagunya itu lagu korea.FYI, kakak gue Korea Freak!
Kita gue masih berada di semester 1 dan 2, dia sering telfon gue cuma bilang, “Heh, lagi ngapain lo?” atau “nanti kalo balik beliin J.CO ya!”. Dan sayangnya ketika telfon ada aja gangguan, gue mau pergi maen tennis lah, gue lagi jalan atau apapun itu. Sekarang, intentistas menelpon pun hampir tidak pernah, malah gue yang minta untuk ditelfon. Kenapa gak gue yang nelfon? Gue adalah manusia kost-an yang konyol kalo menghabiskan duit buat pulsa aja, buat fotokopi mana? Buat buku? Buat makan? Buat modem? *berpikir keras sampe botak..Hmmm!!! Kembali ke topik. Iya, malah gue yang minta telfon dan menunggu sampai larut malam, menunggu, menunggu sampai tertidur…keesokan paginya berharap ada tulisan ‘1 missed call’ (kayak pilem setan yah?) di layar ponsel, ternyata tidak.
Sms pun hanya beberapa yang dibalas. Kalo kyak di iklan mah dari 10 sms hanya 5 wanita yang memilih bukan..bukan…dari 10 sms paling Cuma 3 yang dibales. Gue tahu kakak gue sekarang udah supersibuk ngurusin kerjaan, suami, dan anaknya. Gue tahu! Gue tahu tapi gue gak paham. Seharusnya disini gue yang mencoba memahami akan hal itu. Tapi, apa salah kalo kita butuh perhatian kayak dulu. Oke, hidup itu dinamis bukan statis, apa yang seperti ini juga terseret dalam roda pergerakan zaman yang mengakibatkan kerenggangan hubungan kita berdua? Jeng..jeng…jeng….*tiba- tiba keingetan pincingan mata Ratu Antagonis, Lely Sagita.

Kembalikan keakraban kita.
Kembalikan seperti sedia kala yang masih istimewa.

Backsound:” All I want is for everything is the right place, so everyone is happy, is that too much to ask for?” Dear Diary- Mocca.


P.S: Biasanya kalo kangen rumah dan orang- orang yang ada di dalamnnya, gue langsung keingetan dan puter lagu religi dengan alasan hari dimana keluarga semuanya kumpul itu kan bulan puasa dan lebaran. Nah, di hari itu lagu religi mengudara membabi buta. Gue juga penggemar lagu religi, tertentu sih seperti Bimbo. Sayangnya lagu- lagu religi sekarang tidak seindah dulu karena faktor utamanya adalah komersialitas.

0 comments:

Post a Comment