Saturday 4 December 2010

Bye Dakota

Gue gak tau harus seneng apa sedih. Yang jelas gue shock berat (ini tidak dilebih- lebihkan) ketika gue yang sangat semangat pergi ke tempat mengajar dan bergegas secepatnya agar sampai tepat waktu, walaupun capek setelah survey ke SD dan urusan ini itu, tetapi sampai di sana gue gak mengajar, tepatnya gak bisa lagi mengajar (di situ). Pantas saja ketika gue datang, semua guru- guru dan staff di sana lumayan shock, mungkin mereka mengira gue masih sakit dan dalam masa pemulihan, eh gak taunya gue udah seger buger kayak gini. Setelah diintrogasi gue sakit apa, gara- gara apa, dirawat berapa hari dan ini itu, Ibu direktur bilang mau bicara dengan gue, sesaat sebelum gue akan ke atas, mengajar. Beliau bilang kalo kelas gue udah dipegang penuh oleh guru lain, dengan kata lain udah digantiin, alias gue udah gak bisa ngajar lagi. Alasan yang dipegang sama Ibu sih cukup kuat, demi adik- adik. Gue juga merasa gak enak, anak murid gue sering gue tinggal, bulan pertama gue tinggal KKN, terus suka ada rapat, kuliah tambahan atau acara lain, ditambah yang terakhir ini gue sakit. Gue sangat menerima alasan itu, emang gak apa-apa daripada anak- anaknya bingung gurunya gonta- ganti terus. Hanya gue sangat kaget aja, kenapa gak dibicarakn dulu sama gue soal ganti guru ini dan gue gak ngajar disitu. Okelah, beliau bilang kalo takut ngeganggu gue yang masih belum sehat. Tapi, entah kenapa gue merasa dibuang begitu saja. Terlepas dari gue yang emang mau keluar dari situ, ini sangat mengagetkan. Bukan cuma itu, gaji gue yang terakhir dibayar saat itu juga. Kesannya ingin sekali mempercepat kepergian gue. Ya sudahlah, ambil positif nya aja.
Gue juga gak pernah menyangka, sesakit dan seberat ini meninggalkan tempat kerja, terutama adik- adik. Pas gue ngeliat ke atas dan say “Hi” sama mereka, gue memandang lekat- lekat mata mereka dan gue menyadari kalo gue kangen mereka. Ketika gue duduk di samping mereka, ikut memperhatikan guru yang sedang mengajar, dalam hati gue bilang “seharusnya gue yang masih di posisi itu, masih mengajari mereka, masih bernyanyi dan main games sama mereka”. Nyaris butiran air mata jatuh, sekuat tenaga gue tahan. Gue melihat salah satu murid yang lumayan deket sama gue, dan gue tambah pengen nangis. Mereka gak tau apa yang terjadi sama gue tempao hari, mereka memang gak tau. Pas gue ngobrol sama salah satu staf, gue banyak diem, gak seperti biasanya involving in heated conversation. Gue kangen sama anak- anak yang kelas malem, udah berapa lama gue gak ketemu. Mungkin lain waktu. Jujur gue kerja disitu, banyak hal positif yang gue ambil, terutama masalah pengajaran. Itu karena kita dihadapkan langsungn dengan masalanya bukan hanya beranalisis dengan teori.
Children learn me so much. Dan sekarang I have to say Good Bye.

Bye Dakota, Bye Andreas….


NB: entah kenapa nama itu yang melekat di kepala gue dari mulai gue magang sampai detik ini. You are good student, dude…

0 comments:

Post a Comment