Friday 22 July 2011

Lapangan Hijau

Saya kangen bermain disitu.Ketika ketidaktahuan dan keingintahuan saya menyatu dengan begitu kuat.Saya abaikan ocehan- ocehan orang- orang yang menamakan saya arrgghh…saya hanya ingin tahu dan kegiatan baru.Awalnya begitu.

Setiap selasa dan kamis saya selalu datang.Bertemu dengan teman- teman baru.Yah, mereka sih memang lebih jago dari saya.Apalah, saya memang awam di permainan ini.Bahkan pegang raket pun baru kali itu ketika saya membelinya dengan mengorbankan uang saku saya.Itulah niat.

Pada awalnya memang minder.Sangat minder.Berlatih pun saya tidak pede, apalagi bermainnya.Tapi setiap latihan saya anggap main, tapi tidak main- main. It was fun. Teman- teman saya yang kebanyakan laki- laki pun sangat membantu saya dalam belajar salah satu cabang olahraga yang tidak mudah ini menurut saya.Satu orang, dua orang hingga saya punya banyak teman disini.Dan bukan hanya laki- laki, tetapi juga perempuan yang merasa tertarik dengan olahraga ini dan ikut bergabung dengan kami. Senang sekali rasanya memiliki banyak teman baru yang sama- sama ingin belajar dan bisa.

Sebisa mungkin saya datang ke lapangan yang terdapat empat area bermain itu.Tidak peduli hujan maupun terik.Terkadang kami sangat enggan meninggalkan lapangan yang sedang diguyur hujan deras.Bermain bersama hujan memang menyenangkan. Kalau pelatih tidak membentak kami untuk meninggalkan lapangan karena hujan semiakin deras, kami tidak akan pergi. Kami memang ‘ngeyel’ hehe.Sebaliknya, waktu terik adalah waktu terbaik saya untuk berlatih.Terlepas dari saya yang tidak terlalu suka hujan, saya sangat senang sekali jika cuaca cerah, saya rasa semangat saya membuncah liar.Ketika kami mulai kelelahan dan langit sore semakin nampak, kami pun melakukan pendinginan dan berkumpul sejenak.Rasanya senang sekali merebahkan tubuh di lantai lapangan, meluruhkan peluh, serta ditimpa cahaya mentari sore yang sangat hangat dan ramah besama raket dan bola- bola hijau yang berserakan belum dibereskan usai bermain.

Setelah kurang lebih 4 semester saya bergabung dan berlatih di komunitas ini, saya pun merasakan peningkatan yang ‘lumayan’ menurut saya.Saya yang tadinya memang buta dengan permainan ini, lam- kelamaan, mulai menikmati ritme permainannya.Saya juga sering bermain ‘single’ atau diajak bermain ‘double’ dengan teman- teman walaupun masih jauh dari permainan yang seharusnya.Tetapi, yah itu tadi saya senang.Forehand, backhand, continental grip, service, smash.Teknik- teknik tersebut masih melekat diingatan saya, walaupun praktiknya saya kurang bisa hehe. Ketika kegiatan ini bukan hanya bermain dan pengisi waktu luang, saya terus berlatih meningkatkan apa yang saya bisa. Sampai suatu ketika saya merasa sangat sedih karena harus membalut ke-enam jemari saya dengan plester ketika akan bermain. Selain itu saya juga harus membawa lotion dan betadine.Saya sedih tidak bisa berlama- lama bermain begitu mulai merasakan jemari saya sakit dan bahkan berdarah.Sudahlah.

Sekarang ini, saya hanya ingin mengulangi kebersamaan bersama kalian. Kalian pasti sekarang sedang mengejar apa yang kalian impikan. Meskipun mungkin kalian tidak terlalu mengingat saya, setidaknya saya ingat wajah ataupun nama kalian.

Para pelatih, Kang Lucky, Kang Dimas, Pak Udin. Teman- teman sekaligus pelatihku, Mas Didik, Ikbal, Fane, Iman, Benny, Renaldi, Amel, Icha, Tika, semuanya, kapan kita main lagi? Saya gak mau raket saya terus- terusan menggantung seperti ini…


P.S: Sekarang ini, lapangan hijau tersebut sudah dibuat indoor, mungkin tidak ada hujan dan terik lagi, tetapi tidak ada warna pula.

2 comments:

Milta Muthia said...

Hi Wilson, do you know me ?
By the way, how many times did you heard Matt song's in your room ? are you bored ?

chooey is surfing now said...

Uncounted :D

Post a Comment