Friday 22 July 2011

Percakapan dengan Seorang Violis.

“Weyy Ken, apa kabar?”
“Hehe gini aja.”
“Baru balik latihan?”
“Iya, capek digeber terus.Tiap hari balik malem.”
“Buat orkestra?”
“Iya Cuy”
“Iya itu teh kapan, pengen nonton udah lama gak nonton orkes.”
“InsyaAllah nanti September kalo gak ada halangan. Tar Ken kasih tau Cuy deh”
“Iya atuh, sekarang mah gak pernah nonton music event kayak gitu Ken, kayak Orkestra, Jazz.”
“Iya Iken juga lupa ngasih tau Cuy lagi waktu itu.”
“Sekarang mah Cui Indie Ken, nontonnya Efek Rumah Kaca dan kawan- kawan gitu.”


Membuka Helmnya

“Wets, gondrong euy sekarang mah.”
“Iya nih sekarang mah hidup Iken mau didedikasikan ke musik aja.”
“Eh, gemukan juga ih.”
“Banyak Cuy di kampus juga yang bilang begitu.Terang aja kerjaannya makan tidur terus jadi gak ada yang dipikirin lagi sekarang mah.”

Kemudian kita membeli senar gitar

“Weh biolanya baru yah”
“Iya Cuy, ini mah bukan Empreng lagi!”
“Si Empreng-nya dikemanain? Di Jual?”
“Dibawa Anca ke Solo!”
“Ohh. Empreng- empreng…waktu itu inget dia masih dibawa ke Orkes. Iya atuh lah Ken pengen nonton lagi, tar Cui ajak temen- temen Cui yang penyuka Indie juga hehe. Kita teh kebanyakan nonton Efek Rumah Kaca, The Trees and The Wild…..”

Memasang senar gitar.Tiba- tiba gue menyebutkan kata- kata yang seharusnya gak terlontar dari mulut gue.

“Kangen kata- kata Gerundil ih!” (OOPS)

“Gerundil*) is dead, Cuy! Udahlah Iken mah gak mau mikirin dia lagi” 

Bentur- benturin tembok!Kenapa gue nyebut- nyebut Gerundil. Mau diakhiri juga nyambungnya kesitu lagi. Huh…

“Masih sering ketemu dia Cuy?”
“Tadi ketemu.”
“Sekarang dia beda banget. Beda banget.Masih sering ngumpul gak Cuy?”
“Udah jarang sekarang mah Ken.Padahal pacarnya suka Efek Rumah Kaca juga tapi gak pernah bareng.”
“Tunggu dulu Cuy, Efek Rumah Kaca teh apa sih?”

GUBRAK!

“Band Iken, band… band Indie kan udah cui bilang tadi!”
“Oohh….”

Lalu kita ngobrol sedikit seputar band indie.Sampe akhirnya gue menunjukkan video The Trees and The Wild.

“Ini nih Ken, band Indie yang pertama Cui suka.”
“Itu teh musik luar yah?”
“Bukanlah bikinan mereka. Bagus yah musiknya?”
“Bukan musik luar? Ai orangnya?, orang luar yah? Warna suaranya beda.”
“Bukan ih, mirip John Mayer yah?.”
“Bukan band Indonesia ya?” (Sampai disini tidak menemukan jawaban, pertanyaan semua!!!)
“Bekasi.”
“Walah, keren euy, karasep deui (pada ganteng pula)!”
“Balageur pula haha (pada baik pula)”
“Pernah ketemu?”
“Iyah. Pernah ditawarin nasi goreng sama fettuccine juga. Haha nawarin doank tapi.”

Setelah urusan gitar selesai, dia langsung mencoba melodi yang dimainkan Iga pada lagu Honeymoon On Ice…dan langsung bisa dalam sekali coba. Hebat! Te no ne no ne no ne nong….Setelah itu gue pun menunjukkan beberapa video TTATW (The Trees and The Wild) lainnya.Rupanya Iken terkesima dengan Iga Massardi, entah karena kegantengannya atau permainan gitarnya atau bahkan dua- duanya haha.

*) Itu adalah nama kenangan Iken dan sahabat saya.

P.S: Terima kasih Iken, gitar saya sudah pulih kembali :D

0 comments:

Post a Comment